PARBOABOA, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa wilayah DKI Jakarta mengalami kerugian lebih dari Rp100 triliun karena macet setiap tahunnya.
Inilah yang membuat dirinya gencar mendorong pengadaan transportasi massal seperti LRT (Lintas Raya Terpadu), MRT (Mass Rapid Transit) hingga kereta cepat Jakarta-Bandung untuk menarik orang beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal.
"Jakarta ini setiap tahun rugi kira-kira di atas Rp100 triliun. Zaman saya (Gubernur DKI 2012-2014) dulu Rp65 triliun. Sehingga kenapa kita coba kereta cepat Jakarta-Bandung seperti apa, apakah orang masih naik mobil atau nggak," katanya di Medan, Kamis (9/2/2023).
Menurutnya, sudah lama Indonesia tidak pro terhadap penggunaan transportasi publik sehingga masyarakat lebih nyaman memakai kendaraan pribadi dan mengakibatkan kemacetan.
"Hampir di semua kota di luar Jakarta, hampir tidak ada yang namanya transportasi massal. LRT, MRT, nggak ada," imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menyinggung pembangunan LRT di Palembang yang dipaksakan pemerintah pusat. LRT dibangun gara-gara kota tersebut menjadi tuan rumah Asian Games 2018.
"Kita paksakan waktu ada Asian Games di Palembang. Itu juga tidak jalan dengan baik karena perilakunya (masyarakat) sudah terlanjur berubah ke kendaraan pribadi semua. Nggak ada yang senang jalan," imbuhnya.
Pada saat akan membangun LRT tersebut, Jokowi mengatakan bahwa pemerintah pusat membuat perjanjian dengan Pemprov Palembang. Pusat bertanggung jawab membangun jalur dari bandara ke venue Asian Games, sementara Pemprov Palembang akan meneruskan jalurnya ke rute-rute lain.
"Kalau tidak diteruskan, nggak akan laku karena rutenya tidak komplit, pendek," pungkasnya.