PARBOABOA, Jakarta - Peningkatan pemahaman masyarakat terkait stunting atau gagal tumbuh seimbang pada balita hingga mengakibatkan kekerdilan di Provinsi DKI Jakarta melibatkan semua unsur pemerintahan, tak terkecuali Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP).
Di ibu kota, Sat Pol PP turut membantu pemerintah provinsi setempat melakukan sosialisasi dan bimbingan kepada masyarakat untuk menurunkan angka prevalensi stunting hingga di bawah 5 persen di 2024. Saat ini prevalensi stunting di DKI Jakarta sebesar 14,8 persen di 2022.
"Dimulai sejak Mei 2023, seluruh jajaran Satpol PP sudah terlibat dalam kegiatan upaya penurunan angka stunting pada anak-anak di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan Dan Penyuluhan Satpol PP Provinsi DKI Jakarta, Arvendo, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (31/7/2023).
Sosialisasi, kata Arvendo, dilakukan dengan berkeliling bersama aparatur kelurahan dan kecamatan khususnya di wilayah yang angka stunting-nya tinggi.
Sat Pol PP DKI, lanjutnya, juga membantu mobilisasi kepada masyarakat saat pelaksanaan posyandu dan memberikan bantuan makanan tambahan untuk penderita stunting.
"Petugas Satpol PP juga memberikan support Gerakan Jakarta Beraksi, yang dikoordinir oleh biro KSD dalam pendistribusian pangan/vitamin langsung kepada keluarga balita penderita stunting," jelasnya.
Tidak hanya itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja di seluruh kelurahan dan kecamatan juga turut menyisihkan sebagian rezekinya untuk memberikan makanan tambahan kepada keluarga yang tercatat memiliki balita rawan stunting.
"Kasatpol PP di seluruh kelurahan dan kecamatan Jakarta juga turut menyisihkan rezekinya untuk atasi stunting," ungkap Arvendo.
Bahkan, Satpol PP Provinsi DKI Jakarta mengerahkan seluruh petugasnya melakukan sosialisasi terkait prevalensi stunting di 259 lokasi yang tersebar di Provinsi DKI Jakarta.
Sementara itu, Humas Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wulan menyebut, angka prevalensi stunting di DKI Jakarta pada 2022 sebesar 14,8 persen, dengan jumlah balita sekitar 790 ribu anak.
"Sesuai data SSGI dan BPS, dengan prevalensi stunting 14,8 persen, maka jumlah balita yang stunting maupun stunted sebanyak 116 ribu balita,” imbuh Wulan saat dikonfirmasi melalui aplikasi perpesanan, Senin (31/07/2023).
Namun, saat ditanya apa saja langkah yang dilakukan BKKBN mempercepat penurunan stunting di DKI Jakarta, Wulan enggan merespons kembali pertanyaan PARBOABOA.