PARBOABOA, Jakarta - Indonesia dan Timor Leste kembali membahas soal pembentukan kawasan ekonomi di perbatasan kedua negara.
Hal ini dibahas setelah Presiden Jokowi menggelar pertemuan bilateral bersama Perdana Menteri (PM) Timor-Leste, Xanana Gusmao, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (04/09/2023).
Pertemuan bilateral kedua negara dilakukan menjelang penyelenggaraan KTT ASEAN yang akan digelar pada 5-7 September 2023.
Menurut Jokowi, Indonesia dan Timor Leste merupakan saudara sehingga kemitraan kedua negara harus terus dipererat.
Selain itu, Indonesia dan Timor Leste juga membahas terkait batas darat yang perlu diselesaikan secepatnya hingga akhir tahun ini.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, PM Timor-Leste mengapresiasi dukungan Indonesia kepada Timor Leste dalam keanggotaan ASEAN.
PM Xanana Gusmao mengatakan, Indonesia merupakan center gravity of a peace dan juga merupakan effective voice dari perdamaian.
Untuk diketahui, sesuai hasil KTT ASEAN di Phnom Penh pada November 2022 lalu, Timor Leste secara prinsip telah diterima sebagai anggota ASEAN.
Roadmap untuk keanggotaan penuh yang dipimpin oleh Indonesia sebagai ketua ASEAN saat ini, sedang dipersiapkan.
Sejak diterima sebagai anggota ASEAN, Timor Leste berhasil meratifikasi lebih dari 50 instrumen, perjanjian, dan kesepakatan.
Timor Leste juga sudah melakukan banyak pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas dan memperluas jaringan infrastruktur agar dapat mengakomodasi kebutuhan dan kewajiban menjadi anggota ASEAN.
Pembahasan soal pembentukan kawasan ekonomi di perbatasan Indonesia dan Timor Leste juga pernah disinggung dalam pertemuan bilateral bersama eks Perdana Menteri Timor Leste, Taur Matan Ruak, pada Februari 2023 lalu.
Saat itu, Jokowi menekankan pengembangan kawasan ekonomi melalui pembentukan perjanjian investasi bilateral (Bilateral Investment Treaty).
Hal tersebut sudah mulai terealisasi melalui peluncuran perdana trayek rute Kupang-Dili dengan trayek bus. Selain itu, Jokowi juga mendorong terkait penurunan biaya logistik transportasi laut untuk kegiatan bisnis.
Dalam pertemuannya bersama Taur Matan Ruak, Jokowi menyampaikan bahwa kedua negara telah menyepakati penyelesaian dua segmen perbatasan darat untuk dapat memulai perundingan maritim dan pembangunan pos lintas batas negara (PLBN).
Kedua segemen tersebut di antaranya segmen Noel Besi-Citrana dan segmen Bidjael Sunan-Oben. Penyelesaian perundingan batas darat ini, demikian Jokowi, penting untuk dapat memulai perundingan maritim serta mendorong pembangunan PLBN di Oepoli.
Selain pengembangan kawasan ekonomi, Indonesia dan Timor Leste juga terus membangun kerja sama pembangunan, khsusus melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dengan Timor Leste.
Mengutip presidenri.go.id, sejak tahun 2006 terdapat 258 kegiatan kerja sama pembangunan kedua negara yang melibatkan ribuan peserta Timor Leste.
Sementara, dalam dua tahun terakhir, Indonesia telah memberikan 489 beasiswa kepada para pelajar Timor Leste.