Frenemy Adalah Musuh yang Berpura-Pura menjadi Teman, Bagaimana Mengenali dan Cara Mengatasinya?

Ilustrasi frenemy (Foto: Adobe stock)

PARBOABOA – Keberadaan teman tentu menjadi sosok penting di kehidupan manusia, apalagi pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial alias tidak bisa hidup sendiri.

Tentu akan menjadi keberuntungan jika memiliki teman yang mampu mendukung atau berperan sebagai support system pada diri kita ya, readers!

Namun, apa yang terjadi jika seseorang yang kita anggap sebagai teman malah membangun kompetisi di tengah pertemanan? 

Bukan saling mendukung, orang “frenemy” cenderung memiliki motif yang kurang baik bagi temannya.

Tentu bertemu orang seperti ini akan membuat lelah karena menguras energi dan emosi para readers.

Lalu bagaimana mengenalinya? Apa yang harus dilakukan? Simak ulasan di bawah, ya!

Apa itu Frenemy?

frenemy

Ilustrasi frenemy (Foto: Adobe stock)

Istilah “frenemy” sendiri diadopsi dari kata bahasa Inggris, yaitu “friend” yang berarti teman dan “enemy” yang berarti musuh. Jadi istilah frenemy artinya merujuk pada seseorang yang dianggap teman namun orang tersebut menganggap musuh.

Dilansir dari website Kinfolk, istilah ini pertama kali muncul di media cetak pada 1953 dalam artikel kolumnis gosip Amerika, Walter Winchell yang diberi judul “How about call the Russians our Frenemies?" yang menyarankan untuk menerapkannya pada hubungan buruk antara Rusia dan Amerika Serikat.

Kemudian pada pertengahan 1990-an, istilah ini mulai digunakan secara umum oleh orang-orang.

“Musuh berpura-pura menjadi teman”  ini ada dapat terjadi di mana saja, seperti lingkungan kerja, kampus, sekolah atau tempat lainnya. 

Pada suatu lingkup itu pastinya ada seseorang yang bertingkah laku seperti teman namun tidak menaruh ketulusan dalam pertemanannya atau cenderung membangun sebuah kompetisi dalam pertemanan.

Seorang psikolog bernama Dr. Jenna Abetz mengurai hasil penelitiannya dalam jurnal yang berjudul Southern Communication Journal (2022).

Dalam jurnalnya, ia melakukan wawancara kepada 29 orang dewasa berusia antara 19 dan 62 tahun tentang pandangan mereka terhadap posisi mereka yang pernah menjadi musuh.

Hasilnya, peneliti menyimpulkan bahwa hubungan sering kali bersifat negatif dan pada situasi tertentu dapat memicu rasa persaingan, kecemburuan dan juga ketidakpercayaan.

Mengenali Frenemy, Bagaimana Tandanya?

frenemy artinya

Ilustrasi frenemy (Foto: Adobe stock)

Pada umumnya, frenemy tergolong sulit untuk dikenali karena kepiawaian mereka menutupi sifat aslinya dengan perilaku yang ramah dan terlihat menjadi support system yang tulus. 

Namun, ada beberapa pola yang dapat kamu simak untuk perilaku mereka

1. Kurang bahagia atas keberhasilanmu

Mereka cenderung akan menghindar untuk merayakan keberhasilan kamu. Mereka mungkin menginginkan apa yang berhasil kamu raih atau miliki, jadi ucapan selamat atau dukungan hanya sekadar formalitas bagi mereka.

2. Membatasi gerakmu

Mereka tidak akan bersemangat setiap kali kamu mencoba melangkah maju. Mereka cenderung akan berusaha merusak kemampuan kamu dengan masukan-masukan yang membuat kamu down.

3. Membicarakan keburukanmu kepada orang lain

Pada umumnya, ketika seseorang memiliki hubungan yang dekat tentu akan mengetahui kelebihan dan keburukan temannya. Pada sisi keburukannya biasanya akan dijadikan bahan pergunjingan dia dengan teman-temannya.

Tindakan seperti ini tentu tidak benar. Seorang teman yang baik tidak akan menjatuhkan temannya kepada orang lain, melainkan menyimpan sisi buruk temannya sendiri.

4. Jarang dilibatkan dalam sebuah rencana

Dilansir dari buku Best Friends Forever: Surviving a Breakup with Your Best Friend karya Irene S. Levine, PhD. Terdapat penggalan “Perasaan saya adalah bahwa meskipun kita mengirim pesan hampir setiap hari, saya tetap membutuhkan kontak pribadi dengan orang-orang yang saya sayangi."

Kebanyakan orang cenderung akan menghabiskan waktu berjam-jam bersama temannya, menelpon atau bahkan mengirim pesan random sebagai simbol peduli. Jika memiliki teman yang jarang atau bahkan tidak pernah menghubungimu melalui telepon atau secara langsung dalam waktu yang lama, kemungkinan mereka hanyalah musuh yang kurang peduli dengan kamu.

5. Meremehkan Pekerjaan

Memiliki hubungan pertemanan yang akrab di kantor dapat membangun kerjasama yang baik. Namun, dalam beberapa penelitian pertemanan bisa menjadi bencana jika ada seseorang yang meremehkan pekerjaan satu sama lain.

6. Tidak memberi apresiasi

 Sewajarnya teman adalah memberi dukungan dan apresiasi terhadap pekerjaan yang dilakukan temannya. Tapi, jika teman kamu tidak mengapresiasinya, kemungkinan dia adalah frenemy.

Menurut seorang psikolog, Leah Klungness, PhD, tindakan seperti ini juga dapat terjadi karena adanya rasa cemburu terhadap apa yang dilakukan temannya.

7. Tidak memiliki rasa empati

Jika sedang mengalami masa kritis, maka adalah hal wajar untuk teman-teman bertanya bagaimana keadaanmu. Tapi orang-orang frenemy cenderung mengajukan pertanyaan dengan niat merendahkan atau tidak menunjukkan rasa empati sama sekali.

8. Selalu ingin bersaing

Rasa tidak mau kalah, merasa lebih unggul dan ingin menjadi dominan biasanya dilakukan musuh dalam selimut.  Dalam hubungan pertemanan, mereka tidak akan membiarkan kamu menang dari mereka.   

9. Selalu membuat pesimis

Seorang teman yang baik pastinya akan bersikap suportif untuk menyemangati dan membuat optimis. Namun, frenemy akan melakukan hal yang sebaliknya kepada kamu. Mereka akan membuat kamu merasa pesimis dan tidak percaya dengan diri sendiri.

10. Memberi pengaruh buruk

Memiliki teman yang selalu memberi dampak negatif bagi kita akan menjadi hal yang krusial bagi kamu. Cara yang dilakukan pun juga beragam dengan memanipulasi kamu ataupun dengan hal lain. Kalau sudah begini, langkah paling tepat adalah memilah teman agar tidak terjerumus ke hal yang buruk.

Bagaimana Cara Menangani Frenemy?

frenemy adalah

Ilustrasi frenemy (Foto: Adobe stock)

Meski tidak selalu menyakiti kamu secara fisik, namun frenemy bisa melelahkan secara emosional, karena mereka akan menguras semangat hidup kamu  secara tidak langsung.

Namun, jika sudah terlanjur memiliki teman seperti itu, apa yang harus kita lakukan?

1. Berhati-hati saat bercerita

Jika kamu menemukan bahwa orang ini tidak dapat dipercaya, kamu bisa menmbatasi diri untuk tidak bercerita banyak hal pada dirinya, terutama tentang pribadi kamu.

2. Tidak ikut berbicara buruk tentangn mereka

Sikap dirinya yang membicarakan hal buruk tentang kamu dapat menggodamu untuk melakukan hal yang sama. Alangkah lebih baik jika kamu menahannya dan cukup mengatakan kalau kamu tidak lagi dekat dengan dirinya.

3. Hadapi mereka

Jika kamu melihat perilaku mereka mengganggumu dan semakin mengkhawatirkan, langsung saja hadapi mereka. Kamu bisa menanyakan dengan lembut apakah kamu telah menyinggung perasaan mereka atau membuat kesalahan.

4. Tetapkan batasan berteman

Yang terakhir, jika kamu menyadari bahwa berteman dengan mereka menguras energimu dan membuat kamu rapuh, kamu dapat membuat putusan untuk membatasi interaksimu dengan mereka. Tidak perlu memaksan diri untuk terus terlibat jika itu merugikan kamu.

5. Evaluasi diri

Kamu juga perlu mengevaluasi diri apakah mungkin kamu pernah melakukan sebuah kesalahan yang membuat mereka bertindak sebagi musuh dalam selimut. Ini hal yang penting, mengingat manusia juga tidak luput dari kesalahan.

Jika kamu terlibat dengan hubungan pertemanan yang tidak sehat atau toxic seperti ini, kamu boleh memilah kepada siapa kamu pantas dekat untuk sama-sama membangun mimpi kamu, mendukung kamu dan memberikan energi positif bagi kamu.

Editor: Sari
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS