PARBOABOA, Jakarta - Pagi ini, pada Kamis (24/8/2023), Jakarta dinyatakan sebagai kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia berdasarkan indeks kualitas udara IQAir. Skor Jakarta saat ini mencapai angka 163, yang mengindikasikan kualitas udara di kota ini dalam kondisi tidak sehat.
Pada hari sebelumnya, Rabu (23/8/2023) pagi, indeks kualitas udara Jakarta mencapai 160. Hal ini menunjukkan udara di ibu kota Indonesia ini tergolong dalam kategori tidak sehat.
Dalam perbandingan dengan kota-kota besar lainnya yang juga menghadapi tingkat polusi udara tinggi, setelah Jakarta, posisi kedua ada Dubai, Uni Emirat Arab dengan indeks skor 162. Selanjutnya di posisi tiga ada Doha, Qatar dengan skor 155.
Tidak hanya Jakarta, wilayah sekitarnya juga mengalami permasalahan serupa terkait polusi udara. Contohnya adalah Kota Bogor, di mana indeks polusi udara hari ini mencapai 125, yang masuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. Angka ini signifikan naik dari angka 69 pada hari sebelumnya pada waktu yang sama, yang mengindikasikan kategori sedang.
Di Kota Depok, indeks polusi udara hari ini mencapai 193, yang juga termasuk dalam kategori tidak sehat. Terjadi peningkatan dari angka 166 pada hari sebelumnya pada waktu yang sama, yang juga tergolong dalam kategori tidak sehat.
Kota Tangerang dan Tangerang Selatan juga memiliki indeks polusi udara yang sama, yaitu 190, dan masuk dalam kategori tidak sehat. Pada hari sebelumnya pada waktu yang sama, Kota Tangerang memiliki indeks 174 sementara Tangerang Selatan memiliki indeks 164, keduanya termasuk dalam kategori tidak sehat.
Sementara itu, Kota Bekasi memiliki indeks polusi udara 112 hari ini, yang juga dianggap tidak sehat bagi kelompok sensitif. Pada hari sebelumnya pada waktu yang sama, indeks polusi udara di kota ini mencapai 137, juga masuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya mengatasi permasalahan polusi udara. Salah satu langkah yang diambil adalah melalui penanaman 25.000 pohon hingga bulan Juli 2023.
Selanjutnya, pemerintah provinsi akan membangun 800 titik ruang terbuka hijau baru. Pembangunan ini akan dilakukan secara bertahap, dengan pembuatan 256 titik awalnya.
Program work from home (WFH) juga akan diaktifkan, melibatkan 50 persen dari total Aparatur Sipil Negara (ASN). Upaya ini diharapkan dapat membantu mengurangi kontribusi polusi akibat aktivitas perkantoran.