PARBOABOA,Bogor
– Pria
bernama Asep Saefullah (50) alias Eful ditangkap polisi karena membunuh
Nuraliya (47), penjual kopi di Jalan Sholeh Iskandar, Bogor Barat, Kota Bogor.
Akibatnya, Eful dijerat pasal berlapis dengan ancaman
hukuman seumur hidup.
"Terhadap pelaku kami menjerat dengan pasal pembunuhan
berencana, kami lapis dengan (pasal) pembunuhan biasa dan kami lapis lagi
dengan (pasal) pencurian dengan kekerasan. Ancaman hukumannya penjara seumur
hidup," kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Susatyo Purnomo Condro pada
Senin (2/8).
Eful tega membunuh Nuraliya karena cemburu dan sakit hati
lantaran merasa dikhianati. Seorang single parent yang sudah dipacarinya sejak
4 tahun lalu itu diduga berselingkuh dan berencana menikah dengan pria lain.
"Cemburu, pak. Sakit hati. Dia pacaran lagi sama laki-laki
lain," kata Eful.
Eful memang sudah curiga sejak lama tentang kabar
perselingkuhan Nuraliya. Eful bahkan mengaku kepada penyidik, sempat ingin
menghabisi kekasihnya itu ketika lebaran Idul Adha. Namun kesempatan itu baru
datang pada 23 Juli lalu.
Eful menghabisi nyawa Nuraliya sekitar pukul 02.30 WIB dengan
cara memukuli kepalanya dengan balok yang diujungnya terdapat paku besar. Tak
hanya itu, Eful juga sempat memukuli Disa Fitriani yang terus-terusan berteriak
melihat ibunya dipukuli.
"Kami amankan barang bukti berupa dua handphone milik
korban atas nama Nuraliya dan handphone milik Disa, anak Nuraliya. Kami juga
amankan sebilah balok yang digunakan memukul kepala korban, karena itu juga
hasil otopsi didapati adanya luka bekas hantaman benda tumpul," kata
Susatyo.
Eful kemudian melarikan diri ke beberapa lokasi agar terhindar
dari buruan polisi.
Namun akhirnya Eful ditangkap ditempat persembunyiannya di
sebuah gubuk yang berada di tengah hutan Sulabumi.
"Pelaku ini sempat beberapa kali pindah tempat,
terakhir kita tangkap di Sukabumi. Di persembunyiannya di dalam saung, di
tengah hutan. Kenapa dia tahu dia itu ada saung, karena pelaku ini memang
asalnya dari Sukabumi," kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol
Dhoni Erwanto.
"Pelaku dan korban memang saling kenal. Pelaku ini sehari-hari bekerja sebagai sopir angkot juga, terakhir itu dia sebagai bank keliling, rentenir," ujar Dhoni.