PARBOABOA – Buraq adalah tunggangan atau kendaraan Rasulullah SAW saat melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha atau disebut juga dengan peristiwa Isra Miraj.
Kisah Isra Miraj tak lepas dari sosok yang dinamakan buraq. Rasulullah melakukan Isra Miraj dengan menaiki buraq. Buraq adalah makhluk ciptaan Allah yang didatangkan langsung dari Surga.
Lantas, apakah buraq itu? Apakah buraq itu hanya sebuah pengistilahan dari cahaya atau secara fisik memang ada? Berikut ini Parboaboa akan menjelaskan secara mendalam tentang buraq, kendaraan yang dinaiiki Rasulullah saat Isra Miraj. Simak penjelasannya di bawah ini ya.
Apa itu Buraq?
Nama buraq adalah berasal dari kata barqu yang berarti kilat. Kata barqu beberapa kali disebutkan dalam Al – Quran. Seperti namanya, buraq punya kecepatan layaknya kilat atau sama bahkan melebihi kecepatan cahaya.
Dilansir dari laman NU Online, buraq adalah kendaraan yang didatangkan dari surga sebagai alat transportasi super cepat yang membawa Rasulullah dari Makkah ke Baitul Maqdis seperti kilat. Apabila dianalogikan dengan kecepatan kilat atau cahaya, maka buraq dapat melesat sejauh 186.000 mil atau 300 kilometer perdetik.
Menurut Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum karya Furqo Syarief Hidayatullah, secara bahasa buraq adalah sebagai kilat atau cahaya. Kata buraq tersebut merupakan turunan dari beberapa kata dalam bahasa Arab.
Kendaraan yang secepat kilat inilah yang memungkinkan Rasulullah menempuh perjalanan jauh dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Madinah lalu naik ke langit ketujuh untuk bertemu dengan Allah, lalu kembali ke bumi. Perjalanan ini hanya ditempuh dalam satu malam saja.
Dalam sebuah hadits dari Musnad Ahmad diterangkan pada mulanya buraq menunjukkan keliarannya, ia terkesan enggan ditunggangi Rasulullah.
عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَس٠أَنَّ النَّبÙيَّ صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ Ø£ÙتÙÙŠÙŽ بÙالْبÙرَاق٠لَيْلَةَ Ø£ÙسْرÙÙŠÙŽ بÙÙ‡Ù Ù…Ùسَرَّجًا Ù…Ùلَجَّمًا Ù„Ùيَرْكَبَه٠Ùَاسْتَصْعَبَ عَلَيْه٠وَقَالَ لَه٠جÙبْرÙيل٠مَا ÙŠÙŽØْمÙÙ„ÙÙƒÙŽ عَلَى هَذَا Ùَوَاللَّه٠مَا رَكÙبَكَ Ø£ÙŽØَدٌ قَطّ٠أَكْرَم٠عَلَى اللَّه٠عَزَّ وَجَلَّ Ù…Ùنْه٠قَالَ ÙَارْÙَضَّ عَرَقًا
Artinya: “ Dari Qatadah, dari Anas, sesungguhnya Nabi Muhammad didatangkan Buraq yang sudah dipersiapkan pelananya untuk ditunggangi namun buraq sulit dikendalikan (liar), kemudian Jibril dengan sigap mengendalikannya seraya berkata kepada buraq: Apa yang menyebabkan engkau bersikap demikian? Demi Allah, tidak ada orang paling mulia yang akan menunggangi engkau kecuali beliau (Nabi Muhammad). Setelah itu buraq mengucurkan keringatnya (karena malu).
Memahami bahwa dirinya sebagai kendaraan pilihan yang bertugas mengantar manusia pilihan, yaitu Rasulullah, maka berubahlah sikapnya menjadi jinak penuh ta’dzim kepada Rasulullah. Kemudian mereka (Rasulullah, Jibril dan buraq) berangkat menuju Baitul Maqdis. Sebagaimana diterangkan dalam hadits riwayat Hakim dalam kitab Mustadrak:
عَنْ عَبْد٠اللَّه٠بْن٠مَسْعÙود٠رَضÙÙŠÙŽ اللَّه٠عَنْه٠، أَنَّ رَسÙولَ اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ ØŒ قَالَ : " Ø£ÙتÙيت٠بÙالْبÙرَاق٠ÙَرَكÙبْت٠خَلْÙÙŽ جÙبْرÙيلَ عَلَيْه٠السَّلَام٠، Ùَسَارَ بÙنَا Ø¥Ùذَا ارْتَÙَعَ ارْتَÙَعَتْ رÙجْلَاه٠، ÙˆÙŽØ¥Ùذَا هَبَطَ ارْتَÙَعَتْ يَدَاهÙ
Artinya: Dari Abdullah bi Mas’ud bahwasanya Rasulullah SAW berkata : Aku telah disediakan buraq, akupun duduk di belakang Jibril dan berangkatlah bersama. Setiap kali naik maka kedua kakinya yang belakang sejajar dengan kedua kaki depannya, dan setiap kali turun kedua kaki depannya sejajar dengan kedua kaki belakangnya.
Seperti Apa Karakteristik Buraq?
Menurut beberapa hadits, buraq adalah sejenis hewan berwarna putih yang memiliki sayap di kedua pahanya. Ukuran tubuhnya lebih besar daripada keledai, namun lebih kecil dari kuda.
Hadits riwayat dari Tsa’labi juga menjelaskan karakteristik buraq yang dinukil dari Ibnu Abbas RA. Ia berkata:
“Dia (buraq) memiliki pipi seperti pipi manusia, tubuhnya seperti tubuh kuda, kakinya seperti kaki unta, kuku serta ekornya seperti kuku dan ekor sapi betina, dan dadanya seperti sebongkah batu mulia berwarna merah.”
Kecepatan hewan ini tidak dapat dijangkau oleh akal manusia. Dikabarkan, langkah buraq saja sejauh mata memandang dalam makna denotatif. Artinya,buraq menjejakkan kaki pada setiap titik terjauh yang dilihatnya.
Abu Ya’la al Bazzar yang menarasikan riwayat hadits dari ibnu Mas’ud RA menjelaskan, bila buraq menaiki bukit maka kedua kaki belakangnya terangkat. Sebaliknya, kedua kaki depannya yang terangkat bila buraq menuruni sebuah bukit.
Namun, hal ini masih perlu dilakukan kajian secara mendalam mengenai buraq ini. Sebab, kecepatan bergeraknya yang dianggap melebihi keceptan cahaya dan kilat merupakan bagian dari kebesaran Allah SWT dan bukti kemuliaan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW.
Editor: Lamsari Gulo