PARBOABOA, Jakarta - Konflik berkepanjangan antara Israel dan kelompok militan Hamas di Jalur Gaza telah berdampak besar pada pasar minyak dunia.
Harga minyak dunia melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir seiring ketegangan yang terus meningkat.
Pada Rabu kemarin, harga minyak mentah Brent, patokan global, naik lebih dari 5 persen atau mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun.
Hal itu, disebabkan oleh ketegangan di Israel dan Gaza yang semakin memanas, menimbulkan kekhawatiran akan pasokan minyak di wilayah tersebut.
Penyebabnya, konflik yang kembali memanas antara Israel dan Hamas telah menyebabkan kerusakan yang parah, dengan serangan udara dan roket yang terus berlanjut.
Sementara upaya perdamaian terus dilakukan oleh pihak internasional, eskalasi konflik ini pun memunculkan ketidakpastian di pasar minyak.
Menurut laporan dari Reuters, hingga saat ini, kenaikan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman bulan November 2023 sebesar USD 4,78, atau sekitar 5,8 persen, dan meningkat menjadi USD 87,69 per barel di New York Mercantile Exchange.
Selain itu, pada sepekan terakhir, harga minyak WTI dan Brent masing-masing naik 5,9 persen dan 7,5 persen.
Sementara itu, diketahui harga minyak Brent, yang ditetapkan untuk pengiriman bulan Desember 2023, mengalami peningkatan sebesar USD 4,89, atau sekitar 5,7 persen, mencapai USD 90,89 per barel di London ICE Futures Exchange.
Perkembangan di Timur Tengah, Israel telah mengubah strategi serangannya, beralih dari serangan udara ke serangan darat dalam upayanya untuk mengatasi kelompok militer Hamas di Jalur Gaza.
Sebaliknya, Hamas telah melakukan sejumlah serangan ke wilayah Israel sejak pekan lalu.
Dengan demikian, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, Menteri Perminyakan Iran, Javad Owi, mengungkapkan prediksinya bahwa harga minyak dunia berpotensi mencapai USD100 per barel.
Sementara itu, laporan terbaru dari perusahaan jasa perminyakan Baker Hughes mengindikasikan peningkatan aktivitas fasilitas pengeboran minyak mentah.
Jumlah fasilitas yang aktif pekan ini naik sebanyak empat, mencatat kenaikan mingguan tertinggi sejak Maret.
Situasi Perang Hamas Vs Israel Terus Memanas
Hingga saat ini, lebih dari 2.800 orang telah kehilangan nyawa akibat perang tersebut, sementara 423 ribu orang harus meninggalkan tempat tinggal mereka sebagai akibat dari konflik antara Hamas dan Israel.
Lebih lanjut , dari jumlah korban tewas tersebut, 1.500 warga Palestina telah meninggal akibat serangan Israel di Jalur Gaza.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Palestina, mengkonfirmasikan bahwa lebih dari 1.500 warga Palestina telah kehilangan nyawa dalam perang di Gaza hingga hari ketujuh.
Sementara itu, jumlah korban di Israel telah mencapai lebih dari 1.300 orang sejak serangan Hamas dimulai pada Sabtu (7/10/2023).
Serangan udara juga telah memaksa 423 ribu orang untuk mengungsi dari Gaza, seperti yang dilaporkan oleh PBB.
Pada saat yang sama, 300 ribu tentara Israel telah ditempatkan di sepanjang perbatasan selatan Gaza, meskipun belum ada konfirmasi mengenai rencana operasi militer intensif dari pihak Israel.