PARBOABOA, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggandeng Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyalurkan beasiswa berupa Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada 60 putra-putri Papua.
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli mengatakan, pemberian beasiswa ini sebagai upaya mencegah generasi muda Papua dari paparan ideologi radikalisme dan menciptakan SDM yang terdidik.
"Kita masuk era demografi di mana usia produktif sangat dominan dan dengan SDM yang terdidik bisa menyongsong Indonesia Emas, salah satunya bisa membawa kemajuan Papua di masa mendatang," kata Boy Rafli, dilansir dari laman Puslapdik, Jumat (4/11/2022).
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV, Suriel Mofu mengapresiasi inisiasi BNPT dengan turut mengajak Kemendikbudristek dalam meningkatkan dan memperluas akses pendidikan bagi generasi muda Papua.
Suriel optimis pemberian KIP Kuliah bisa menjadi modal bagi generasi muda Papua melawan radikalisme terorisme dari hulu hingga ke hilir.
"BNPT membantu kami mengawal sehingga penerima beasiswa perguruan tinggi meningkat tahun ini, kualitas (sumber daya manusia) jadi modal bangsa ini jadi bangsa yang berkualitas, mereka secara sadar memutuskan melakukan sesuatu yang melawan (radikalisme terorisme)," kata Suriel.
BNPT juga mengukuhkan Duta Damai Dunia Maya Provinsi Papua, mendeklarasikan kesiapsiagaan nasional, serta penandatanganan Nota Kesepahaman antara BNPT dan Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Lembaga Keagamaan Kristen Indonesia.
Sub Koordinator Pokja KIP Kuliah Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek, Muni Ika mengatakan bahwa beasiswa ini adalah bagian dari program KIP kuliah yang dikelola Puslapdik melalui usulan masyarakat.
Pada 2001, jumlah mahasiswa asal Papua yang mendapatkan KIP Kuliah mencapai 3.149 mahasiswa atau sekitar 1,6 persen dari kuota KIP Kuliah secara nasional yang berjumlah 200 ribu penerima, sedangkan mahasiswa asal Papua Barat sebanyak 1.731 atau 0,9 persen.
Berdasarkan lokasi kampus, ada 2.988 mahasiswa Papua atau 1,5 persen dan 1.908 mahasiswa Papua Barat atau 1,0 persen yang kuliah di Papua. Untuk biaya hidup, Papua terdiri dari beberapa klaster dengan biaya hidup terendah Rp800 ribu dan tertinggi Rp1,4 juta perbulan.