PARBOABOA - Ketiga talenta muda Indonesia yang berkiprah di daratan Eropa kini tengah aktif menjalani latihan dan aktivitas membela salah satu club asal Bonnia-Herzegovina.
Mereka adalah Ronal Reagen Setmot, Naufal Khairullah Alif Winarto dan Nur Yufa.
Ketiganya telah terkonfirmasi tergabung dalam club FK Borac Kozarska Dubica pada 9 Februari yang lalu.
Saat ini, FK Borac Kozarska Dubica berlaga di kasta kedua Liga Bosnia dan menempati posisi ke-13 dalam klasemen.
“FK Borac bermain di kasta kedua Bosnia dan Herzegovina. Nama liganya Prva Liga RS,” ucap Naufal Khairulla saat dihubungi tim Parboaboa, Sabtu (19/02/2022).
Awal musim FC Borac akan bertanding melawan FK Krupa pada 5 Maret mendatang.
Sebagai bentuk kesiapan tim, berbagai persiapan pun dilakukan, yaitu dengan latihan rutin serta melakukan pertandingan persahabatan dengan club lainnya.
“Saya setiap hari ada jadwal latihan pukul 15.30 dan juga ada jadwal friendly match setiap minggunya,” ucap Naufal kepada Parboaboa melalui DM Instagram, Sabtu (20/02/2022).
Naufal juga mengatakan jika pertandingan persahabatan terakhir berlangsung melawan FK Zeljeznicar Banjaluka.
Dalam pertandingan tersebut, hanya Ronal yang dimainkan, Naufal tampak belum diberi kesempatan, sementara Nur Yufa tidak dapat bermain karena cedera yang dialaminya.
Di antara ketiga pemain Indonesia tersebut, ini merupakan kali pertama bagi Naufal berlaga di klub Bosnia, sedangkan Ronal Setmot dan Nur Yufa sebelumnya pernah memperkuat FK Kozara Gradiska dan FK Zeljeznicar Banja Luka U-19.
Meskipun demikian, Naufal merupakan jebolan dari UCAM Indonesia Football Academy, sebuah akademi sepakbola Spanyol yang ada di Indonesia.
Terkendala Komunikasi
Layaknya pekerjaan lainnya, komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam sepak bola.
Naufal sendiri mengaku bahwa ia dan teman Indonesia lainnya merasa kesulitan dalam hal berkomunikasi dengan rekan timnya yang mayoritas warga negara Bosnia dan Herzegovina.
Untungnya, komunikasi tersebut terbantu dengan adanya rekan tim yang dapat berbahasa Inggris.
“Kami masih terkendala saat berkomunikasi, tetapi ada sebagian rekan tim yang bisa berbahasa inggris,” ucap Naufal.
Selain bahasa, faktor iklim juga sedikit mempengaruhi fisik mereka karena harus beradaptasi dengan udara dingin.
Berbicara tentang lapangan, Naufal mengaku jika kondisi rumput di sana tidak jauh berbeda dengan Indonesia.
Menurutnya, permainan Eropa sedikit lebih menggebu-gebu dibandingkan pola permainan yang ia rasakan di tanah air.
“Permainan orang eropa yang saya rasakan yaitu kita dituntut untuk berpikir lebih cepat dalam mengambil keputusan dan juga mereka bermain dengan ngotot,” kata Naufal.
Harapan Naufal
Harapan merupakan bentuk dasar dari sesuatu yang diinginkan dan didapatkan di masa yang akan datang. Begitu pula dengan Naufal, ia berharap agar dirinya bisa bermain ke jenjang yang lebih tinggi.
Sebagai salah satu ekspresi cinta tanah air, lelaki asal Jakarta ini juga memiliki mimpi untuk membela timnas Indonesia suatu hari nanti.
Tak ketinggalan, ia juga menitipkan pesan kepada muda-mudi Indonesia untuk tetap konsisten dalam mengejar impian, terutama bagi mereka yang berkecimpung di dunia olahraga.
"Harapan saya untuk pemuda tanah air yang lainnya yaitu semoga lebih banyak pemain yang berani untuk keluar dari zona nyamannya, karena kita akan mendapat banyak pengalaman dan hal baru," ucap Naufal.