PARBOABOA, Jakarta – Polemik kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kini masih jadi topik hangat di masyarakat. Di tengah-tengah banyak protes terhadap pemerintah, kini masyarakat menyoroti harga BBM di SPBU Vivo yang lebih rendah daripada yang dijual di SPBU Pertamina.
Dikutip dari laman resminya, SPBU Vivo adalah usaha milik PT Vivo Energy Indonesia di bawah naungan Vitol Group sebagai perusahaan energi dengan komoditas yang berpusat di Swiss. PT Vivo Energy Indonesia resmi beroprasi di Indonesia sejak 2017.
Vitol Group menjual energi di berbagai negara dan telah memiliki 40 cabang. Diantaranya, beroperasi di Afrika, Australia, Belanda, Malaysia, Indonesia. SPBU Vivo menjadi perbincangan karena menjual BBM dengan harga yang berselisih cukup jauh dari Pertamina.
Ada tiga jenis BBM di SPBU Vivo, yaitu Revvo 89, Revo 92, dab Revo 95. BBM jenis Revvo 89 (kadar RON sedikit lebih rendah dari Pertalite) dengan harga yang lebih rendah dari Pertalite yang dijual oleh Pertamina yang menjadi alternatif dari masyarakat.
Jika dibandingkan dengan harga Pertalite produk Pertamina dengan Revvo 89, produk Vivo harganya lebih murah Rp 1.100 per liter. Harga BBM Revvo 89 Rp 8.900, sedangkan Pertalite milik Pertamina Rp 10.000 per liter. Akibat perbedaan harga yang besar tersebut masyarakat mulai berbondong-bondong menyerbu SPBU Vivo untuk mendapatkan BBM yang lebih murah daripada Pertamina.
Namun, sebentar lagi antrean pengendara yang mengular di depan Vivo nampaknya akan segera berakhir. Dirjen Migas Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tetuka Ariadji mengaku sudah ada pembicaraan dengan manajemen Vivo untuk segera menyesuaikan harga BBM.
“Dengan adanya penyesuaian harga Pertalite, Vivo akan menyesuaikan harganya segera,” ujarnya dikutip dari CNN Indonesia.