PARBOABOA, Jakarta – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan berdasarkan data yang dimiliki, ada delapan kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh terendam banjir yang dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi atau lebat dan menyebabkan 17.628 warga terdampak.
Banjir yang melanda delapan kecamatan itu terjadi sejak Jumat (20/01/2023) hingga saat ini.
“Kondisi terakhir, debit air belum surut,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas dalam keterangan pers Pusat Data dan Informasi BPBA di Banda Aceh, Minggu (22/01/2023).
Menurut BPBA, banjir ini melanda 21 desa di Kecamatan Ulim, 7 desa di Kecamatan Pante Raja, 12 desa di Kecamatan Bandar Dua, 10 desa di Kecamatan Meurah Dua, 11 desa di Kecamatan Meureudu, serta masing-masing 3 desa di Kecamatan Bandar Baru, Trienggadeng, dan Jangka Buya.
Ilyas menerangkan, hujan dengan intensitas tinggi itu menyebabkan air di Sungai Krueng Meureudu, Kreung Beuracan, Krueng Ulim, dan Sungai Krueng Putu meluap dan membanjiri pemukiman penduduk di sekitar wilayah sungai tersebut.
“Sehingga menggenangi rumah warga serta badan jalan dan lahan pertanian masyarakat,” ujar Ilyas.
Berdasarkan data sementara BPBA menunjukan, 4.157 rumah warga yang diisi oleh 6.776 KK (kartu keluarga) tergenang dan 17.628 jiwa diharuskan mengungsi.
Adapun titik pengungsian berada di kantor kepala desa (kades) Kampung Blang Dalam dan Kampung Babah Krueng di Kecamatan Bandar Dua.
“Titik pengungsian di Kecamatan Bandar Dua terdapat di kantor keuchik (kepala desa) Gampong Blang Dalam dan Gampong Babah Krueng, selebihnya masih dalam pendataan dan pemantauan,” jelas Ilyas.
Sementara itu, pihak BPBA Pidie Jaya telah mengerahkan petugas untuk mendata dampak dari banjir serta membantu warga yang terdampak, termasuk menyiapkan bantuan bagi warga yang membutuhkan.