PARBOABOA, Jakarta – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar melaporkan, sebanyak 2.929 warga telah mengungsi usai banjir merendam hampir seluruh wilayah tersebut.
Kepala BPBD Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin mengatakan, hingga pukul 20.00 WITA, dampak curah hujan deras yang mengguyur Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mengakibatkan sebanyak 8 kecamatan dan 24 kelurahan tergenang banjir.
Kedelapan kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Manggala, Mamajang, Ujung Pandang, Makassar, Tamalanrea, Biringkanaya, Rappocini dan Kecamatan Tallo.
Sementara untuk warga yang terdampak banjir, kata Achmad, sebanyak 824 kepala keluarga (KK) dengan estimasi 2.929 jiwa harus mengungsi di 37 titik pengungsian yang telah didirikan.
Sampai saat ini, kata Achmad, pihak BPBD Makassar bersama sejumlah tim SAR gabungan masih melakukan upaya evakuasi terhadap warga yang mengalami dampak banjir dan memantau di 86 titik tergenang banjir di Makassar.
"Masih dilakukan asesmen di lokasi banjir dan mengevakuasi warga dengan memakai perahu karet," ungkapnya, Senin (13/2/2023) malam.
Sekolah diliburkan
Sementara itu, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto menyebut bahwa banjir tidak hanya terjadi di pinggiran kota tapi juga di tengah kota. Dia menyebut, hujan yang tak kunjung berhenti dan air laut yang sedang pasang menjadi pemicu banjir tersebut.
"Makassar hari ini mengalami musibah banjir bukan hanya di pinggir kota tapi juga di tengah kota. Ini disebabkan karena dari pantauan cuaca kita mengalami hujan lebat hingga sore hari disertai dengan pasang," kata Ramdhan dalam keterangan resmi, Senin, (13/02/2023).
Untuk itu, dia telah menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk meminta semua sekolah memulangkan murid-muridnya akibat banjir yang melanda kota itu sejak Senin subuh.
“Saya instruksikan dinas pendidikan untuk kontak orangtua agar anak-anak sekolah segera dipulangkan karena dikhawatirkan air semakin naik dan ada aliran listrik dan sebagainya maka anak-anak untuk sementara sekolah dari saja dahulu sampai kondisi kondusif,” ujarnya.
Peringatan Dini BMKG
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk wilayah Sulsel. Cuaca ekstrem diprakirakan terjadi sejak tanggal 12-16 Februari 2023.
"Prakiraan tanggal 12-16 Februari 2023, hujan dengan intensitas lebat yang cenderung berpotensi terjadi di wilayah Sulawesi Selatan," kata Plh Kepala BMKG Wilayah IV Makassar Kamal A dalam keterangannya, Jumat (10/2/2023).
Berdasarkan analisis BMKG, kondisi cuaca di Sulsel menunjukkan adanya peningkatan curah hujan. Terpantau adanya tekanan rendah (low pressure area) di wilayah Australia bagian utara yang menginduksi peningkatan kecepatan angin dan membentuk daerah konvergensi.
"Dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya potensi peningkatan curah hujan di wilayah Sulawesi Selatan," jelas Kamal.