PARBOABOA, Jakarta - Di tengah semangat membangun masa depan Indonesia, Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi simbol transformasi besar yang menggabungkan visi modernitas dan keberlanjutan.
Infrastruktur megah dan dukungan berbagai pihak menjadi pilar penting dalam mewujudkan kota masa depan ini.
Salah satu proyek strategis yang mencuri perhatian adalah kehadiran bandara modern yang dirancang untuk menghubungkan IKN dengan dunia, sekaligus menarik para investor besar yang percaya pada potensi kawasan ini.
IKN adalah ibu kota baru Indonesia yang telah lama direncanakan pembangunannya sebagai langkah strategis untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Jakarta.
Pada 17 Agustus 2024, bertepatan dengan peringatan HUT ke-79 Republik Indonesia, IKN secara resmi diresmikan sebagai ibu kota negara, menggantikan Jakarta sebagai pusat pemerintahan.
Bandara Internasional Nusantara (IKN)
Sebagai bagian dari pembangunan infrastruktur utama di IKN, Bandara Internasional Nusantara menjadi salah satu proyek strategis yang dirancang untuk mendukung mobilitas dan konektivitas antar wilayah.
Pembangunan bandara ini secara resmi dimulai dengan groundbreaking atau peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan sejumlah menteri dari Kabinet Indonesia Maju pada Rabu, 1 November 2023.
Proyek ini menjadi langkah awal penting dalam menghubungkan IKN dengan berbagai wilayah di Indonesia sekaligus memperkuat peran strategisnya sebagai ibu kota baru.
Bandara ini dirancang untuk mendukung kebutuhan transportasi di kawasan ibu kota baru sekaligus meningkatkan konektivitas wilayah Kalimantan Timur.
Bandara Internasional Nusantara berlokasi di Kelurahan Sepaku, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. Letaknya sekitar 23 kilometer dari titik nol IKN dan berjarak 120 kilometer dari Balikpapan.
Bandara ini dibangun di atas lahan seluas 347 hektar dan dilengkapi dengan infrastruktur modern, antara lain:
- Runway: Panjang 3.000 meter dengan lebar 45 meter.
- Taxiway A dan B: Masing-masing berukuran 180 x 30 meter.
- Apron: Luas 102.150 meter persegi.
- Terminal VVIP dan VIP: Luas 7.352 meter persegi.
Bandara Internasional Nusantara telah secara resmi terdaftar dalam Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) dengan kode penerbangan WALK.
Dengan terdaftarnya bandara ini, status operasinya berubah menjadi bandara komersial, meskipun untuk saat ini masih melayani penerbangan domestik.
Pengelolaan bandara dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud), Kementerian Perhubungan.
Sejarah dan Perubahan Nama Bandara
Sebelum menjadi Bandara Internasional Nusantara, bandara ini dikenal dengan nama Bandara Very Very Important Person (VVIP) atau Naratama.
Nama tersebut didasarkan pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 31 Tahun 2023 yang mengatur tentang Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Bandara VVIP guna mendukung Ibu Kota Nusantara.
Bandara VVIP dirancang sebagai bandara khusus untuk melayani kebutuhan pemerintahan.
Namun, dengan perubahan status menjadi bandara komersial, Perpres tersebut dipastikan akan mengalami revisi untuk menyesuaikan dengan perkembangan operasional Bandara Internasional Nusantara.
Fasilitas ini diharapkan menjadi salah satu infrastruktur penting yang tidak hanya mendukung konektivitas pemerintahan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi regional.
Setelah penantian panjang, Presiden Joko Widodo berhasil mendarat di Bandara Internasional Nusantara pada Selasa, 24 September 2024.
Sebelumnya, tim dari Kementerian Perhubungan telah melakukan uji coba pendaratan atau landing test pada Jumat, 20 September 2024, untuk memastikan kesiapan teknis bandara tersebut.
Keberhasilan uji coba ini menjadi salah satu langkah penting untuk mendukung kelancaran aktivitas di IKN, termasuk menarik perhatian para investor.
Investasi di IKN
Dalam kaitannya dengan pengembangan IKN, hingga akhir Januari 2024, total investasi yang masuk telah mencapai lebih dari Rp47,5 triliun.
Angka ini mencerminkan besarnya minat dari berbagai pihak untuk berkontribusi dalam membangun ibu kota baru sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian masa depan Indonesia.
Sebagian besar, yakni lebih dari Rp35 triliun, berasal dari investasi pihak swasta. Sejumlah perusahaan besar telah menyatakan komitmennya untuk berinvestasi di kawasan ibu kota baru ini, di antaranya:
- Agung Sedayu Group
- Salim Group
- Astra Group
- Kawan Lama Group
- Sinar Mas Group
- Alfa Group (Alfamart)
- Djarum Group
- Wings Group
- Adaro Group
- Pakuwon Group
- Aqua
- Bluebird
- dan banyak lainnya.
Investasi ini mencakup berbagai sektor, mulai dari properti, transportasi, hingga logistik. Keberadaan perusahaan besar ini menunjukkan potensi besar IKN sebagai kawasan ekonomi baru yang strategis.