PARBOABOA, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah membuka kembali kawasan Kota Tua untuk khalayak ramai pada Sabtu (9/10) di Plaza BEOS, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat. Bahkan, ia mengubah namanya menjadi Batavia seperti nama aslinya dulu.
"Jadi ini adalah pembukaan kembali kawasan Kota Tua Jakarta. Kawasan Kota Tua ini kita namai kawasan Batavia sebagaimana nama aslinya dulu. Ini adalah Batavia," kata Anies dalam sambutanya di acara pembukaan kembali kawasan Kota Tua dan Groundbreaking CP202 MRT, di Kota Tua, Jakarta Barat, Sabtu (10/9).
Anies menjelasakan bahwa kawasan Kota Tua dirancang ulang menjadi kota masa depan. Menurutnya, nama Batavia mencerminkan masa lalu namun dikemas sebagai kota modern masa depan.
"Kota ini kawasan ini disebut Kota Tua, tapi kita rancang ulang sehingga Kota Tua ini menjadi kota masa depan, namanya Batavia mencerminkan masa lalu, tapi konsepnya menceriminkan kota modern masa depan. Itu yang sedang dibangun di tempat ini," ujarnya.
Selain mengubah nama menjadi Batavia, Anies mengatakan, seluruh jalan yang sebelumnya dilintasi kendaraan kini diperuntukkan untuk pejalan kaki dan sepeda. Sebab menurut Anies, kawasan Kota Tua telah disiapkan untuk zona rendah emisi.
"Di sisi lain kita juga menyaksikan dengan dibangun sebagai kawasan pejalan kaki yang luas sekali dan dengan jalur sepeda nantinya kita berharap warga datang ke sini bisa menikmati perjalanan kota ini lintas waktu," katanya.
"Hampir 400 tahun keberadaan tempat ini, bangunan-bangunannya berusia cukup panjang, jadi perjalanan ke sini adalah sebuah perjalanan merasakan masa lalu tetapi konsepnya konsep yang modern," lanjutnya.
Tak hanya itu, Anies juga ingin menciptakan kawasan Kota Tua sebagai kawasan yang tidak memandang strata sosial.
"Karena kalau jalan di trotoar tidak ada pangkat dan jabatan. Semuanya sama. Jalannya setara membuat perasaan setara. Siapa saja baik internasional, baik domestik, baik punya jabatan, tidak punya jabatan, mereka akan bisa menikmati Kota Tua dalam perasaan kesetaraan. Itu yang akan kita harapkan nantinya muncul di kawasan ini," kata Anies.
Meski demikian, revitalisasi Kawasan Kota Tua sebenarnya belum rampung 100 persen. Dilihat di lokasi, masih ada beberapa titik yang tengah dilakukan pembangunan untuk Mass Rapid Transit (MRT).
Sebelumnya, revitalisasi Kota Tua ini diketahui menghabiskan hingga puluhan miliar rupiah lantaran menyulap kawasan Kota Tua menjadi zona rendah emisi. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Bina Marga DKI Hari Nugroho.
"Kenapa bisa hingga puluhan miliar, karena digunakan untuk menyulap Kota Tua menjadi kawasan pedestrian untuk menunjang penerapan zona rendah emisi atau low emission zone (LEZ)," Kata Hari, Minggu (28/8).