PARBOABOA, Jakarta – Genap setahun sejak Rusia pertama kali menginvasi tanah Ukrania pada 24 Februari 2022 silam. Berdasarkan data analisis dari Institute for the Study of War, Rusia telah menduduki setidaknya 17-18 persen dari total wilayah Ukraina atau sekitar 103 ribu kilometer persegi.
Meski demikian, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky percaya diri bahwa negaranya akan menang atas Rusia pada 2023 ini.
"Pada 24 Februari, jutaan warga Ukraina membuat pilihan. Bukan [mengibarkan] bendera putih [menyerah], melainkan bendera biru dan kuning [bendera Ukraina]. Bukan kabur, tapi menghadapi. Melawan dan menyerang," kata Zelensky melalui Twitter, Jumat (24/2/2023).
Zelensky menyebut, setahun belakangan merupakan waktu yang menyakitkan, menyedihkan, meyakinkan, serta penuh persatuan bagi warga Ukraina.
Namun, kata dia, Ukraina masih bertahan. Hal ini membuat Zelensky yakin bahwa Ukraina dapat menang melawan Rusia.
"Tahun ini, kami tetap tak terkalahkan. Kami tahu bahwa 2023 akan menjadi tahun kemenangan bagi kami," tuturnya.
Sementara itu, perang antar kedua negara ini telah menyebabkan banyak orang meninggal dunia. Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) mencatat, sebanyak 7.199 warga sipil di Ukraina meninggal dunia dan 11.756 lainnya luka-luka.
Tak hanya itu, setidaknya 241 situs bersejarah di Ukraina rusak sejak invasi yang dilakukan Rusia. Menurut laporan UNESCO, jumlah kerusakan situs bersejarah itu mencakup kerusakan pada 106 situs keagamaan, 18 museum, 86 bangunan bersejarah atau benda-benda bernilai seni, 19 monumen, serta 12 perpustakaan.
Dari catatan UNESCO, situs bersejarah di Ukraina yang rusak akibat invasi Rusia tersebar di 13 wilayah. Sebagian besar, situ-situs yang mengalami kerusakan lokasinya di wilayah timur Ukraina seperti Donetsk, Kharkiv, Luhansk, dan ibu kota Kiev.