PARBOABOA, Jakarta – Dalam rangka Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mendesak negara-negara untuk menghentikan subsidi pertanian tembakau.
Dilansir dari laman WHO, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa tembakau secara langsung menyebabkan telah 8 juta kematian setiap tahunnya.
Namun, pemerintah di seluruh dunia masih mengalokasikan dana dalam jumlah besar untuk mendukung industri pertanian tembakau.
Oleh karena itu, Tedros meminta semua pihak untuk mendukung pengembangan tanaman lain yang lebih berkelanjutan, sehingga dapat menyediakan makanan bagi jutaan orang.
“Dengan memilih menanam pangan daripada tembakau, kita memprioritaskan kesehatan, melestarikan ekosistem, dan memperkuat ketahanan pangan untuk semua,” tuturnya.
Dalam laporan terbaru yang berjudul "Tumbuhkan Makanan, Bukan Tembakau," WHO menyoroti dampak negatif penanaman tembakau dan manfaat beralih ke tanaman pangan yang lebih berkelanjutan, baik bagi petani, masyarakat, ekonomi, lingkungan, maupun dunia secara keseluruhan.
Laporan tersebut juga mengungkap bagaimana industri tembakau menjebak petani dalam siklus utang yang mematikan, serta memperbesar manfaat ekonomi dan melobi melalui kelompok-kelompok pertanian depan.
Pertanian tembakau tidak hanya menyebabkan penyakit pada para petani itu sendiri, tetapi juga diperkirakan melibatkan lebih dari 1 juta anak pekerja di bidang pertanian tembakau, yang kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Bahkan, menurut Ruediger Krech, Direktur Promosi Kesehatan WHO, tembakau tidak hanya menjadi ancaman bagi kerawanan pangan, tetapi juga bagi kesehatan secara menyeluruh.
Petani tembakau yang terpapar pestisida kimia, asap tembakau, dan nikotin dalam jumlah yang setara dengan 50 batang rokok, dapat menyebabkan penyakit seperti kondisi paru-paru kronis dan keracunan nikotin.