PARBOABOA, Jakarta – Warga eks Kampung Bayam, Jakarta Utara akan tetap bertahan menduduki Kampung Susun Bayam (KSB) meski Jakarta International Stadium (JIS) dipakai untuk gelaran Piala Dunia U-17.
Menurut salah seorang warga eks Kampung Bayam, Neneng, warga bergantian menduduki KSB sejak Maret. Hal itu dilakukan warga sebagai bentuk protes karena Pemprov DKI di bawah Penjabat Gubernur Heru Budi Hartono tak kunjung memberikan kunci unit KSB.
"Kita tetap di sini! Mau dikemanakan warga?” tegasnya saat dikunjungi PARBOABOA, Selasa (3/10/2023) sore.
Neneng juga mengaku warga telah mendapat ancaman untuk mengosongkan KSB saat gelaran Piala Dunia U-17, November mendatang.
Ancaman itu, kata dia, berasal dari sejumlah kelompok suporter yang meminta warga tidak mengganggu jalannya Piala Dunia U-17.
"Udah ada ancaman. Nih, warga Kampung Bayam harus angkat kaki. Bahasanya kasar-kasar banget," kesal Neneng.
Ia yakin, cepat atau lambat warga akan dipaksa angkat kaki dari Kampung Susun Bayam seiring dipakainya JIS menjadi venue Piala Dunia U-17.
Selain Neneng, ancaman pengusiran juga didapatkan Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam, Muhammad Furqon.
Ia mengatakan, berdasarkan informasi yang ia terima, Satpol PP DKI Jakarta akan mengusir warga yang bertahan di KSB pada 10 Oktober mendatang.
"Tapi kita tunggu saja. Kita tetap bertahan. Bikin ramai sekalian," katanya kepada PARBOABOA.
Furqon menegaskan, warga tak akan angkat kaki dari KSB karena itu adalah hak warga. Apalagi sejak awal JIS dibangun, warga Kampung Bayam dijanjikan akan direlokasi ke Kampung Susun Bayam.
Namun, setelah JIS berdiri kokoh dan KSB telah diresmikan, warga belum juga diberikan kunci unit masing-masing.
"Yang jelas kita di sini enggak ada tawaran damai, enggak ada kata damai buat kita. Kita enggak mau tinggal di tempat lain," tegas Furqon.
PARBOABOA berusaha menghubungi Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono dan Wali Kota Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim untuk meminta konfirmasi terkait ancaman pengusiran warga.
Namun, hingga berita ini diterbitkan keduanya tak merespons pesan yang disampaikan PARBOABOA.
Editor: Kurniati