Saat ini, pemerintah Bangladesh memutuskan untuk
memperpanjang lockdown karena kasus corona yang semakin meningkat. Pemberlakuan
lockdown ini dimulai hari senin (5/7) hingga rabu (14/7) mendatang.
Pada Minggu (4/7), Bangladesh melaporkan 153 kematian
harian Covid-19, sehingga totalnya menjadi 15.065 kematian. Itu merupakan
kematian harian terbesar sejak pandemi Covid-19 dimulai. Kasus infeksi Covid-19
di Bangladesh melonjak diduga akibat penyebaran varian Delta dari India. Mereka
menutup perbatasan dengan India pada April lalu, tetapi lalu lintas perdagangan
tetap terjadi.
Lockdown juga membuat para pendatang yang mengadu nasib di
Dhaka terpaksa pulang kampung karena tidak mendapatkan bayaran. Hal lain yang
mengancam justru kekhawatiran masyarakat akan kelaparan.
"Selama lockdown tidak ada pekerjaan. Jika hal ini
berlanjut, maka saya tidak tahu bagaimana cara untuk memberi makan keluarga.
Bukan virus yang membunuh kita tapi kelaparan," kata seorang buruh lepas
harian di Dhaka, Mohammad Manik.
Dilaporkan, sebanyak 81 pekerja migran ditangkap setelah
mereka melemparkan batu dalam sebubah protes pada Jumat malam, menuntut agar
diizinkan kembali ke daerah asal mereka, kata polisi. "Para pekerja tidak
bekerja karena terkunci, dan berjuang untuk mempertahankan diri," kata
seorang pejabat polisi dikutip dari Reuters.
Sampai saat ini Bangladesh menerima 2.5 juta vaksin corona
Moderna dari Amerika Serikat melalui skema bantuan yang difasilitasi COVAX. Mereka
juga menerima 2 juta dosis vaksin Sinopharm dari China.
Program vaksinasi Covid-19 di Bangladesh berantakan setelah
India menghentikan ekspor vaksin AstraZeneca yang dibuat dengan lisensi akibat
lonjakan kasus infeksi. Akibatnya sampai saat ini baru tiga persen dari 170
juta penduduk Bangladesh yang melaksanakan dua kali suntik vaksinasi.
Berikut angka resmi pemerintah tentang penyebaran corona di Asia Selatan:
1. India telah mengonfirmasi 7.471, termasuk 239 kematian
2. Pakistan 4.788 kasus dan 71 kematian
3. Afghanistan 521 kasus dan 15 kematian
4. Sri Lanka 190 kasus dan 7 kematian
5. Bangladesh 424 kasus, dan 27 kematian
6. Maladewa 19 kasus dan tidak ada kematian
7. Nepal sembilan kasus dan tidak ada kematian
8. Bhutan lima kasus dan tidak ada kematian