PARBOABOA, Jakarta – Gelombang wabah kutu busuk yang kini merajalela di berbagai negara menjadi perhatian serius, terutama setelah parasit tersebut baru-baru ini ditemukan menyebar di beberapa lokasi di Singapura.
Menurut Aardwolf Pestkare, sebuah perusahaan pengendalian hama di Singapura, kasus ini telah meningkat sebesar 40 persen.
Bahkan, wabah kutu busuk diperkirakan terus meningkat sekitar 20-30 persen di kuartal pertama pada 2024, khususnya menjelang musim liburan.
Sementara itu, para ahli mengungkapkan bahwa penyebab utama dari wabah ini merupakan kondisi cuaca yang mendukung perkembangan dan penyebaran kutu busuk.
Musim hujan yang tidak menentu dan suhu yang relatif tinggi juga menciptakan lingkungan yang ideal bagi kutu busuk untuk berkembang biak dengan cepat.
Oleh karena itu, Pierce Chan, Sales Manager Aardwolf Pestkare, menyarankan masyarakat untuk menghindari penyebaran wabah ini dengan menjaga kebersihan diri dan selalu waspada terhadap tempat-tempat yang dikunjungi, serta barang-barang yang dibawa dari luar negeri.
Jejak Wabah dari Paris hingga Hongkong
Sejak beberapa waktu lalu, Kota Paris menjadi saksi bisu dari serangan tak terduga yang melibatkan hewan berjenis kutu busuk.
Fenomena ini bukan yang pertama kali terjadi di Prancis, mengingat pada tahun 1950 pernah terjadi lonjakan serupa.
Bahkan, selama kurun waktu 2017-2022, sekitar 11 persen rumah di Prancis mengalami infeksi kutu busuk.
Tak hanya Prancis, serangan kutu busuk juga merebak ke negara-negara lain, seperti Inggris, Maroko, dan China.
Namun, situasi semakin mengkhawatirkan ketika Korea Selatan dilanda serangan serupa pada November 2023.
Yonhap, agensi berita di Korea Selatan, melaporkan lebih dari 30 kasus terkonfirmasi, lebih dari separuhnya terjadi di Seoul.
Korea Selatan sebelumnya berhasil membasmi kutu busuk selama kampanye disinfeksi nasional pada tahun 1960-an. Namun, kini mereka dihadapkan pada tantangan baru.
Pemerintah setempat segera merespon dengan mengalokasikan dana sebesar 500 juta won atau sekitar Rp5,5 miliar untuk menangani kasus ini. Mereka berkomitmen menyelesaikan masalah ini dalam waktu empat minggu ke depan.
Sementara itu, Hong Kong, China, juga mengalami kekhawatiran yang sama. Gambar kutu busuk yang diduga berada di kereta Airport Express menjadi viral, menciptakan kepanikan di tengah masyarakat.
MTR Corp Hong Kong segera merespons dengan melakukan pembersihan menyeluruh pada kereta, meskipun mereka menyatakan tidak menemukan serangga serupa dengan yang terlihat dalam foto tersebut.
Sementara Legislator di Hong Kong telah mendorong pemerintah untuk meningkatkan langkah-langkah pencegahan di sejumlah sektor, termasuk sekolah, rumah sakit, dan operator transportasi umum.
Editor: Yohana