PARBOABOA, Jakarta – Wabah kolera kembali melanda masyarakat di Zimbabwe. Wabah ini telah menyebar ke 10 provinsi Zimbabwe, dengan kasus terparah terjadi di bagian tenggara Provinsi Masvingo dan Manicaland.
Menurut penuturan pemerintah Zimbabwe yang dilansir dari Aljazeera, sejak Februari-Oktober 2023, wabah kolera itu telah menewaskan lebih dari 100 orang dan menginfeksi 5.000 warga.
Pihak berwenang mengungkapkan, penyebaran wabah kolera terjadi karena infrastruktur sanitasi yang buruk dan keterbatasan air bersih.
Banyak warga Zimbabwe, terutama yang tinggal di desa-desa terpencil selama berbulan-bulan hidup tanpa air bersih.
Kondisi tersebut pun memaksa mereka untuk menggunakan air sumur atau sungai yang tidak aman atau telah terkontaminasi.
Tumpahan limbah dari sejumlah pipa rusak serta tumpukan sampah juga turut menjadi penyebab timbulnya penyakit kolera.
Kondisi buruknya infrastruktur sanitasi itu pun diakui oleh Presiden Zimbabwe, Emmerson Mnangagwa.
Karenanya, dia mengumumkan jika pada 2024, pemerintah berencana untuk melakukan pengeboran di 35.000 desa yang ada di Zimbabwe.
Di samping itu, guna menekan penyebaran wabah kolera ke seluruh Zimbabwe, pemangku kepentingan menerapkan pembatasan di sejumlah daerah rentan kolera.
Lalu, dalam upacara pemakaman, peserta yang hadir tidak boleh lebih dari 50 orang, dilarang untuk berjabat tangan, serta menyajikan makanan.
Selain itu, pemerintah juga melarang masyarakat untuk mengunjungi pedagang tanpa izin, pasar terbuka, dan perkemahan gereja di luar ruangan dengan sanitasi langka.
Wabah Kolera Terparah
Wabah kolera bukanlah kasus baru di Zimbabwe. Penyakit ini pertama kali menyebar mulai Agustus 2008-2009.
Dalam kurun waktu 1 tahun, sebanyak 98.585 orang terinfeksi dan 4.000 di antaranya kehilangan nyawa sebab wabah kolera.
Akibat situasi yang memburuk, pemerintah menyatakan status wabah kolera sebagai 'darurat nasional'.
Selain itu, peristiwa tersebut juga dianggap sebagai wabah kolera terbesar dan paling mematikan dalam sejarah Zimbabwe.
Diketahui, kolera merupakan permasalahan yang terus berulang di negara-negara terdekat Afrika Selatan, seperti Malawi dan Mozambik.
Terhitung sejak akhir 2022, terdapat kurang lebih 1.000 warga dari ketiga negara itu tewas akibat wabah kolera.