PARBOABOA, Simalungun – Sebagian besar angkatan muda di Kabupaten Simalungun masih menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan tetap.
Impian sebagian besar dari mereka untuk menjadi pegawai kantoran atau pegawai negeri sipil di pemerintahan daerah tampaknya semakin sulit tercapai.
Sebab, setiap tahunnya, jumlah lulusan SMA/SMK dan Perguruan Tinggi (PT) terus meningkat, namun lowongan pekerjaan yang tersedia, baik dari pemerintah maupun swasta sangat sedikit.
Kenyataan ini memperlebar kesenjangan antara kedua variabel tersebut. Alhasil, persaingan di pasar kerja semakin ketat.
Hal ini dialami oleh Firmansyah. Lulusan universitas swasta di Kota Pematangsiantar ini, baru-baru ini gagal dalam proses seleksi untuk posisi management trainee di sebuah perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Timur.
Menurut Firmansyah, seleksi tersebut diikuti 50 peserta. Dari jumlah itu hanya 9 orang yang diterima.
Ia mengakui, persaingannya sangat ketat, “dan ini sudah ketiga kalinya saya gagal. Tidak ada pilihan lain selain mencoba melamar di tempat lain,” ujarnya kepada Parboaboa, Senin (19/8/2024).
Meski demikian, Firmansyah tidak menyerah. Saat ini, ia tengah mempersiapkan diri untuk merantau ke Kalimantan Timur, berharap bisa mendapatkan kesempatan kerja sebagai asisten di perkebunan kelapa sawit.
Sebagai fresh graduate tanpa pengalaman kerja, ia merasa sedikit canggung, ditambah lagi dengan berbagai persyaratan kerja yang sering kali menjadi kendala.
Berbeda dengan Firmansyah, Agustina Susanti, seorang perempuan berusia 26 tahun, sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi CPNS.
Meski sudah dua kali gagal, Agustina tetap optimis dan mendapat informasi dari media sosial bahwa Pemkab Simalungun akan membuka rekrutmen CPNS tahun ini.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, ia mengakui bahwa persaingan sangat berat, karena diikuti oleh ribuan pelamar, dengan kuota yang dibutuhkan sangat sedikit.
“Sangat sulit mencari pekerjaan yang mapan,” kata Agustina kepada Parboaboa.
Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Formasi Kepegawaian Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Simalungun, Pulung Kita Sinaga, mengonfirmasi, Pemkab Simalungun hingga kini belum menerima petunjuk teknis dari pemerintah pusat terkait pengadaan CPNS.
Meskipun Pemkab telah menyiapkan 620 formasi CPNS tahun ini, pelaksanaannya tetap menunggu arahan resmi.
“Kami belum bisa mengumumkan karena petunjuk teknisnya belum diterima,” jelas Pulung dalam pernyataan tertulis yang diterima Parboaboa, Senin (19/8/2024).
Ia menambahkan bahwa seleksi akan dilakukan secara terbuka dan meminta pelamar kerja untuk tetap memantau situs resmi pemerintah dan berhati-hati terhadap penipuan yang mengatasnamakan pemerintah.
Ketika ditanya mengenai peluang dibukanya lowongan PPPK, Pulung tidak memberikan jawaban pasti.
“Mungkin setelah CPNS selesai,” ujarnya singkat.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Februari 2024, memperlihatkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,2 juta orang.
Angka ini menunjukan, adanya penurunan sebesar 9,89 persen dari tahun 2023 yang mencatat 7,99 juta pengangguran.
Walau demikian, laporan International Monetary Fund (IMF) pada April 2024 menunjukkan bahwa angka pengangguran di Indonesia masih tergolong tertinggi di ASEAN, mencapai 5,2 persen.
Sementara itu, data BPS Simalungun mencatat tingkat pengangguran di Simalungun pada tahun 2023 mencapai 25.114 orang atau 5.51 persen dari populasi angkatan kerja di Simalungun.
Angka pengangguran ini meningkat pada tahun 2024 menjadi 30.330 orang dari jumlah total angkatan kerja di Simalungun sebanyak 566.021 orang atau bertambah 5.216 orang.