PARABOABOA, Pematangsiantar - Musisi lokal di Pematangsiantar merindukan acara gigs, yang dulu menjadi panggung bagi kreativitas, ekspresi diri, dan solidaritas.
Kota ini pernah menjadi pusat hingar-bingar musik indie lokal, dengan komunitas musik yang aktif mengadakan gigs setidaknya sekali sebulan dari tahun 2008 hingga 2014.
Setiap komunitas musik, biasanya secara kolektif, rutin menggelar acara yang mempertemukan band-band lokal dengan penikmat musik rock, metal, dan punk.
Namun, seiring waktu, frekuensi gigs berkurang karena berbagai faktor, salah satunya adalah masalah regenerasi.
Selain itu, kompetisi band antar pelajar yang dulunya rutin diadakan kini jarang ditemukan, menghambat regenerasi musisi lokal.
Tanpa regenerasi, komunitas musik kehilangan energi dan kreativitas baru, berdampak pada frekuensi gigs.
Belakangan, event musik indie di Pematangsiantar hanya diadakan setahun sekali. Acara dikenal dengan nama,"Siantar Extreme Fest".
Hal ini membuat musisi lokal merasa berbeda, mengingat dahulu event musik indie diadakan setidaknya sebulan sekali.
Kini, para musisi lokal berusaha mengembalikan frekuensi gigs seperti dulu agar tidak hanya diadakan setahun sekali.
Langkah ini mulai nampak, sejak Sabtu (27/7/2024), sejumlah musisi mengadakan acara "Unite Gigs" di Lapangan Pariwisata.
Mereka menyelenggarakannya secara kolektif untuk mengobati kerinduan akan suasana gigs.
Ketua penyelenggara, Ucan (28), mengatakan acara tersebut bukan sekadar ajang bermain musik, namun juga sebuah harapan baru bagi musisi lokal.
"Kami berharap acara ini bisa membangkitkan kembali semangat bermusik di Pematangsiantar dan membuka jalan bagi regenerasi musisi-musisi muda yang berbakat," katanya.
Acara ini diharapkan dapat memotivasi pihak-pihak terkait untuk kembali mengadakan festival band antar pelajar, membangun ekosistem musik berkelanjutan di Pematangsiantar.
Unite Gigs diisi oleh band-band lokal dengan aliran musik yang beragam, seperti Bloodnesia (metalcore), Rumput Liar (rock), dan Bion (pop rock).
"Semoga dengan acara ini, para musisi di kota ini dapat bangkit kembali dengan memberi warna dalam dunia musik indie lokal," ujar Ucan.
Langkah Apresiasi
Awalnya Siantar Extreme Fest, sebagai event gigs besar di Pematangsiantar, diadakan setahun sekali dengan setiap grup musik diharuskan menampilkan karya original.
Namun, kenyataan tidak semua musisi, khususnya yang pemula, mampu menciptakan karya sendiri.
Karena itu, Unite Gigs, mengubah aturan awal, sehingga panggung bisa dimanfaatkan oleh semua musisi lokal termasuk band yang belum memiliki karya original.
"Unite Gigs, diharapkan dapat melatih mental di atas panggung, kemudian membangun semangat membuat karya sendiri agar bisa bermain di Siantar Extreme Fest," tutur Ucan.
Ucan juga mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Pematangsiantar yang turut menyediakan sound system dan tempat gratis.
"Ini acara musik perdana saya sebagai ketua panitia. Saya memberanikan diri demi dunia musik di Pematangsiantar, dengan modal keyakinan dan kebersamaan kawan-kawan," sebutnya.
Ucan berharap Unite Gigs bisa diadakan setidaknya tiga bulan sekali, agar dunia musik indie di Pematangsiantar tidak tampak mengalami mati suri.
Vokalis Rumput Liar, Ucil Siregar (30), yang turut mengambil bagian acara itu, mengadakan, acara ini memberikan ruang bagi bandnya untuk tampil lebih sering dan berinteraksi langsung dengan penggemar.
"Band kami mengutamakan cinta, kedamaian, dan kebersamaan, ini alasan kami ikut mengisi acara ini," katanya.
Ucil berharap acara seperti ini bisa diadakan lebih sering, agar semangat bermusik bisa terus hidup dan berkembang hingga ke nasional.
Bagi Ucil, Unite Gigs juga bisa menjadi platform bagi band-band baru untuk menunjukkan bakat mereka dengan beragam aliran musik.
Senada dengan itu, pemain synthesizer keyboard Bloodnesia, Teguh (27), mengapresiasi diselenggarakannya event musik indie ini.
Sebagai band metalcore,”kami merasa Unite Gigs memberikan ruang untuk genre musik yang mungkin saat ini kurang mendapatkan sorotan," katanya.
Mewakili bandnya, Teguh berharap acara ini bisa menjadi awal kebangkitan kembali gigs yang rutin seperti dulu.
Dengan lebih sering diadakan, Unite Gigs diharapkan bisa membantu musisi lokal mengembangkan kemampuan serta menjadi tempat regenerasi musisi di Pematangsiantar.
Editor: Norben Syukur