PARBOABOA, Kiev - Pejabat senior di wilayah Ukraina timur mengklaim telah berhasil menyerang markas besar tentara bayaran Rusia. Otoritas terkait menyebut banyak dari tentara bayaran Wagner Group yang tewas dalam serangan hari Sabtu (10/12/2022) itu.
Tentara Ukraina mengatakan telah menembak jatuh 10 drone, dengan lima drone lainnya menyerang fasilitas energi di kota pelabuhan Odesa. Hal itu membuat sekitar 1,5 juta orang di wilayah tersebut penuh gelapan tanpa listrik yang menerangi.
“Situasi di wilayah Odesa sangat sulit,” kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dalam pidato malamnya. “Sayangnya serangannya kritis, jadi butuh lebih dari sekadar waktu untuk memulihkan listrik. Bukan berjam-jam, tetapi beberapa hari,” katanya.
Dilansir dari Reuters, klaim tersebut disampaikan oleh Serhiy Haidai, gubernur wilayah Luhansk yang diduduki Rusia, dalam sebuah wawancara televisi Senin (12/12/2022).
Hadai tidak menjelaskan jumlah korban secara pasti, tapi dia mengatakan mereka yang selamat telah dipindahkan ke layanan medis yang tidak memadai untuk merawat mereka.
"Saya yakin setidaknya 50% dari mereka yang berhasil bertahan hidup akan meninggal sebelum mendapatkan perawatan medis. Ini karena mereka telah mencuri peralatan," ujar Gaidai.
Pada Agustus, Gadai juga sempat mengklaim bahwa pasukan Ukraina menyerang markas Wagner lain di kota Popasna Luhansk. Hingga saat ini kementerian Pertahanan Rusia masih belum bersedia memberikan komentar.
Di lain sisi, beberapa media Ukraina yang mengutip pejabat lokal mengatakan bahwa hotel terkait telah ditutup selama beberapa waktu dan tidak ditempati.
Wagner Group adalah kontraktor militer swasta yang mempunyai hubungan dekat dengan pemerintah Rusia. Tentara bayaran dari Wagner diketahui telah ikut bertempur di beberapa wilayah Ukraina sejak invasi Rusia dimulai Februari lalu.
Diketahui, Wagner Group telah mengirimkan pasukan ke banyak wilayah konflik. Mulai dari Mali, Libya, Suriah, Mozambik, dan Republik Afrika Tengah.
Bahkan kelompok HAM menuduh tentara bayaran telah melakukan pembantaian sipil dan pelanggaran HAM lainnya.
Kelompok ini diyakini pertama kali muncul selama akenksasi ilegal Rusia atas Krimea pada tahun 2014. Sejak saat itu, Wagner Group mulai populer di setiap konflik yang terjadi antara ukraina dan rusia.
Editor: -