PARBOABOA - Beberapa hari lalu Twitter diisukan sebuah hal mengejutkan. Ellon Musk, si pemilik baru media sosial burung biru tersebut, dirumorkan akan menaikan biaya langganan Twitter Blue yang semula 4,99 dolar AS atau sekitar Rp 78 ribu menjadi 8 dolar AS atau sekitar Rp 125 ribu.
Isu ini tentu mengejutkan banyak warganet Twitter dan mendapat berbagai respon. Ada yang senang, ada juga yang tidak.
Kini, isu tersebut dibenarkan oleh Elon Musk sendiri. Melalui Twitternya @elonmusk, Elon Musk mengkonfirmasi sistem berbayar tersebut namun dengan harga yang lebih rendah.
Pengguna dapat berlangganan Twitter Blue dan mendapatkan centang biru sebagai akun yang terverifikasi, setelah melakukan pembayaran sebesar 7.99 dollar AS (Rp 124.760) per bulannya.
“Mulai hari ini, kami menambahkan fitur baru di Twitter Blue dan akan bertambah seiring berjalannya waktu," tulis Twitter dalam keterangan di toko aplikasi Apple App Store bagi pengguna di wilayah Amerkia Sarikat (AS), dikutip dari New York Post, Senin (7/11/2022).
Sementara itu, Direktur Manajemen Produk Twitter, Esther Crawford memaparkan bahwa fitur yang dihadirkan di layanan Twitter Blue belum sepenuhnya tersedia, alias baru diuji coba.
Peluncuran fitur Twitter Blue berlangganan ini masih dilakukan secara bertahap, beberapa pengguna mungkin sudah dapat melihat perubahan ini di ponselnya.
“(Twitter) Blue yang baru belum diluncurkan, peluncurannya terus dikebut namun beberapa orang mungkin sudah melihat pembaruan karena kami (sedang) menguji dan mendorong peluncuran (fitur) secara real-time,” jelas Crawford.
Sesuai dengan penjelasan Musk beberapa hari lalu, keuntungan yang ditawarkan saat belangganan Twitter Blue antara lain pengguna bakal diprioritaskan untuk mendapat balasan, mention, dan lebih mudah dicari saat melakukan pencarian.
“Memrioritaskan kualitas konten: Konten Anda akan mendapatkan prioritas saat mendapat balasan, mentions, dan pencarian. Hal ini yang akan mengurangi kemunculan dari konten scam, spam, dan akun bot,” tulis Twitter.
Prioritas lainnya adalah mampu mengunggah konten video dan audio yang panjang, dan masih disertai iklan tetapi jumlahnya lebih sedikit.
Namun, ketersediaan dari layanan ini masih terbatas di sejumlah wilayah saja. Hanya pengguna yang berada di Amerika Serikat (AS), Kanada, Inggris, Australia, dan Selandia Baru saja yang dapat berlangganan Twitter Blue.
Tidak dirinci lebih lanjut apakah layanan yang ditawarkan juga akan dirilis di luar wilayah di atas, seperti Indonesia, atau tidak.
Musk berjanji dalam cuitannya di akun Twitter pribadinya dengan handle @elonmusk, bahwa perusahaan akan segera meluncurkan fitur tersebut secara global.
“Setelah kamu mengonfirmasi bahwa (fitur baru) ini berfungsi dengan baik di wilayah awal dan menyelesaikan pekerjaan terjemahan, (Twitter Blue) akan diluncurkan di seluruh dunia,” jelas Musk.
Sebelum dibeli Elon Musk, Twitter mengenakan biaya langganan Twitter Biru 4,99 dolar, atau Rp 78 ribu, per bulan.
Kini, Musk menggabungkan Twitter Biru dengan kemampuan akun yang memenuhi syarat untuk memverifikasi dan mengesahkan identitas mereka dengan centang biru.
Sebelumnya, hanya profil tertentu yang dapat meminta keaslian itu, termasuk pemerintah, perusahaan, media, tokoh politik, budaya, dan olahraga. Sertifikasi dapat dicabut jika tidak menghormati aturan platform.
Reaksi pengguna Twitter beragam. Beberapa memuji langkah itu dengan mengatakan sistem saat ini tidak adil dan memang harus diubah. Lainnya mempertanyakan apakah verifikasi akan berhasil jika bisa dilakukan.
Musk meminta para insinyur bekerja tanpa lelan untuk merombak sistem. Menurutnya, pelanggan akan memiliki manfaat lain; tweet mereka akan muncul di prioritas, mereka dapat memposting video dan pesan audio lebih panjang, dan akan ditampilkan setengah lebih banyak dari iklan.
Harga langganan akan disesuaikan dengan mata uang setiap negara. Jadi, bukan tidak mungkin harga di Indonesia lebih mahal.
“Ini akan membuat Twitter memperoleh pendapatan untuk memberi penghargaan kepada pembuat konten,” ujar Musk.