PARBOABOA, Simalungun - Mulai September 2023, masyarakat Sumatra Utara yang hendak menggunakan feri penyeberangan dari Tigaras menuju Simanindo tak perlu khawatir kehabisan tiket.
Pasalnya, tiket feri penyeberangan dari Tigaras menuju Simanindo atau sebaliknya sudah bisa dibeli online melalui website.
Menurut Kepala Pelabuhan Feri Tigaras, Darwin Purba, penjualan tiket melalui website menjadi upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang ingin menggunakan jasa penyebrangan kapal melalui Tigaras menuju Simanindo PP.
Hanya saja saat ini, kata dia, kebijakan tersebut masih dalam proses pemantapan dan menunggu hasil rapat lanjutan.
"Bulan September akan kita mulai, namun belum jelas per tanggal berapa karena masih menunggu keputusan bersama pihak KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) dan Pemerintah Simalungun dan Samosir," katanya Darwin kepada PARBOABOA, Rabu (09/08/2023).
Darwin menyebut, pengadaan tiket elektronik melalui website ini juga tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 19 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tiket Angkutan Penyeberangan Secara Elektronik.
"Semua kebijakan dan peraturan terkait pelayanan ini tertuang pada Permenhub tersebut," jelas Darwin.
Ia mengaku belum mengetahui apakah ada perubahan atau tidak terhadap tarif penyeberangan yang dibeli melalui online nantinya.
“Kalau harga belum bisa dijawab karena belum fix. Masih dihitung apakah nanti disatukan dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) atau tidak. Jadi belum tahu,” papar Darwin.
Pro Kontra Masyarakat
Kebijakan baru Pelabuhan Feri Tigaras yang akan menjual tiket mereka secara online melalui website mendapat pro dan kontra masyarakat.
Salah seorang pengguna feri penyeberangan rute Tigaras-Samosir, C.Siboro menilai, peningkatan pelayanan lewat pembelian tiket secara online sudah benar dan baik demi kepentingan masyarakat.
Siboro berharap Pelabuhan Feri Tigaras konsisten dan gencar memberi informasi terkait perubahan pembelian tiket penyebrangan tersebut.
"Kepada pihak penyelenggara seharusnya kasih sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat maupun pengguna layanan. Tidak semua orang mengerti menggunakan layanan secara online. Jadi perlu digencarkan terlebih dahulu," tuturnya.
Hal senada juga disampaikan pengguna feri penyeberangan lain, Ros Saragih, yang menyebut kebijakan tersebut sudah baik dan benar guna mengurangi kepadatan antrian kendaraan.
"Sudah bagus, jadi kalau mau menyebrang tidak perlu antri-antri lagi dan bingung dapat kapal trip ke berapa," ujarnya.
Ros juga berharap agar ada sosialisasi terkait pemesanan dan pembayaran tiket, karena ia menemukan kendala saat pemesanan tiket rute Ajibata dan Ambarita yang terlebih dahulu sudah mengaplikasikan layanan secara online tersebut.
"Belajar dari pengalaman, saya kemarin pesan tiket untuk penyeberangan Ajibata-Ambarita tapi sampai hari-H saya berangkat Tiketnya belum keluar. Tunggu saya hubungi dulu call center-nya baru tiket keluar. Saya harap untuk rute Tigaras dan Simanindo nanti tidak begitu," harapnya.