PARBOABOA, Jakarta – Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) Irfan Setiaputra meminta maaf karena tidak lagi melayani rute penerbangan yang tidak menguntungkan.
Penutupan ini merupakan bagian dari restrukturisasi keuangan dan bisnis yang tengah dibenahi Garuda agar sehat kembali.
Pengurangan rute ini juga diikuti dengan penurunan jumlah pesawat Garuda Indonesia dari semula berjumlah 136 unit menjadi 81 unit.
“Setelah memotong masa lalu, kita juga ada negosiasi biaya ke depannya bahwa perusahaan ini harus dapat menghasilkan keuntungan. Caranya jumlah pesawat di-adjust dan rute yang diterbangkan harus selektif. Garuda ke depan tak akan melayani rute yang tak menguntungkan,” kata Irfan dalam rapat dengan Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan dan Komisi XII DPR, Senin (26/09/2022).
Berdasarkan paparan Irfan, Garuda Indonesia memiliki 172 rute terdiri 133 rute domestik dan 39 rute internasional per 2019.
Rute-rute itu akan terus dikurangi dengan rincian menjadi 96 rute terdiri 65 domestik dan 31 internasional pada 2022.
Hal yang sama juga akan diterapkan pada anak usaha yaitu Citilink dari 60 pesawat menjadi 58 pesawat.
Menurut Irfan, untuk rute Citilink pada tahun 2019 ada 116 rute penerbangan terdiri dari 105 domestik dan 11 internasional.
Rute-rute tersebut juga akan dikurangi secara bertahap, namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan Garuda Indonesia.
Pada 2022, rute Citilink dikurangi menjadi 94 rute yang seluruhnya merupakan rute domestik.
“Jadi kita hanya akan maintenance di kisaran 70-an rute (Garuda Indonesia) sembari kita akan memonitor satu demi satu. Kami mohon maaf kalau tidak layani rute konsituen bapak dan ibu sekalian. Nanti akan dilayani Citilink,” ujar Irfan.
Irfan menegaskan, sebagai maskapai nasional, perusahaan harus selalu dapat untung. Karena itu, ia tidak mau kejadian pengurusan di masa lampau terulang kembali.