PARBOABOA, Jakarta - Litbang Kompas merilis survei terbaru. Hasilnya kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin alami penurunan.
Survei itu digelar secara tatap muka dengan periode sejak 29 November hingga 4 Desember 2023. Penelitian ini didukung 1.364 responden yang terpilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi.
Tingkat kepercayaan terhadap metode penelitian adalah sebanyak 95 persem dengan margin of error penelitian +/- 2,65 persen secara penarikan sampel sederhana.
Dalam survei tersebut menyatakan bahwa sebanyak 73,5 persen responden mengaku puas terhadap kinerja pemerintaha Jokowi.
Sementara itu 26,5 persen responden sisanya mengaku tidak puas.
Sayangnya, jika dibandingan dengan survei yang dirilis pada Agustus 2023 lalu, tingkat kepuasan kinerja pemerintahan Jokowi-Maruf kali ini cenderung mengalami penurunan.
Pada survei Agustus lalu, Litbang Kompas merilis tingkat kepuasan Jokowi-Maruf sebesar 74,3 persen dan yang tidak puas sebanyak 24,7 persen.
Respons Jokowi
Presiden Joko Widodo kemudian merespons melalui YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (13/12/2023). Ia mengatakan bahwa survei dari Litbang Kompas tersebut akan menjadi bahan evaluasi.
Menurutnya data survei merupakan data lapangan secara umum yang tidak akan diabaikannya untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan yang ada.
“Ya itu semua untuk evaluasi pemerintah,” papar Jokowi.
Lembaga Survei yang Dianggap Biasa oleh Banteng Muda
Ketua DPP Banteng Muda Indonesia Mixil Mina Munir sempat menyinggung terkait kinerja Litbang Kompas. Menurutnya survei Litbang Kompas dianggapnya terlalu dinanti banyak kalangan.
Jika dibandingkan lembaga lain yang sudah kotor, survei litbang Kompas dinilai paling bersih, dengan metodologi yang dianggap paling benar dan bukan pesanan para kandidat.
Misalnya saja seperti survei Litbang Kompas yang dilakukan awal Desember 2023 terhadap 1.364 responden dengan margin of error +/- 2,65 persen. Survei dilakukan 75 hari sebelum pencoblosan.
Terkait elektabilitas, pasangan Prabowo-Gibran mendapat 39,3 persen suara, Anis-Muhaimin 16,7 persensuara, danb nomer urut 3 Ganjar-Mahfud MD memperoleh 15,3 persen suara. Sedangkan 28,7 eprsen responden belum menentukan pilihan.
Menurutnya, membaca secara tunggal hasil survei Litbang Kompas memang seakan-akan dunia mau kiamat. Kondisi itu memicu kecurigaan terhadap para punggawa Litbang Kompas, objektivitas para surveyor, metodologinya, intervensi aparat, responden yang telah dikondisikan serta menghitung angka 28,7 persen adalah angka kuncian.
Ia menilai bahwa ketakutan pilpres hanya 1 putaran terus menjadi hantu karena memang Jokowi ada dibelakang Prabowo-Gibran.
Lebih rinci, ia mencermati tiga kasus survei Litbang Kompas yang hasilnya berbeda dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pilkada DKI Jakarta 2017
Misalnya kata dia, ketika survei Litbang kompas pada Pilkada DKI Jakarta 2017 dilakukan di bulan Desember 2016, atau 80 hari sebelum hari pencoblosan.
Terdapat 800 responden dengan margin of error +/- 3,46 persen. Hasilnya elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni 37,1 persen. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)- Djarot Saiful Hidayat 33,0 persen serta Anies Baswedan-Sandiaga Uno 19,5 persen. Kemudian yang belum menentukan pilihan hanya 10,4 persen.
"Membaca survei ini AHY-Sylvi seakan-akan pasti menang di rekapitulasi KPU. Ternyata hasilnya kebolak-balik, jauh diluar batas margin of error dan mengagetkan semua pihak,” ujar Mixil.
Faktanya AHY-Sylvi terjun bebas dari 37,1 persen menjadi 17,6 persen, turun 20 persen. Kemudian Ahok-Djarot dari 33,0 persen naik menjadi 42,9 persen sementara Anies-sandi dari 19,5 persen naik 20 persen menjadi 39,5 persen.
Pilgub Jawa Barat 2018
Pada 10-15 Mei 2018 lalu Litbang Kompas merelease hasil survei. Terdapat empat pasangan calon, 800 responden, dilakukan 30 hari sebelum hari pencoblosan dengan margin of error +/- 3,48 persen.
Ia merincikan, hasil survei tersebut yakni pasangan Ridwan kamil-UU ruzhanul 40,4 persen, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 39,1 persen. Pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan 4,1 persen sedangkan Sudrajat-Ahmad syaikhu memperoleh 11,4 persen. Sementara 5 persen belum menentukan pilihan.
Hasil resmi KPU kata dia juga jauh dari hasil survei Litbang Kompas. Ridwan Kamil-Uu dari 40,4 persen atau turun 7 persen menjadi 32,88 persen. Kemudian Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi turun 14 persen, dari 39,1 persen menjadi 25,7 persen.
Selanjutnya TB Hasanuddin-Anton Charliyan pada survei Kompas memperoleh 4,1 persen naik menjadi 12,6 persen. Selanjutnya pasangan Sudrajat-Ahmad syaikhu 11,4 persen, atau naik 19 persen menjadi 28,7 persen.
Pilgub Jawa Tengah 2018
Survei dilakukan pada 10-15 Mei 2018. Dengan metode tatap muka dengan 800 responden. Hasil survei Litbang Kompas Pasangan tersebut menghasilkan bahwa Ganjar Pranowo-Taj Yasin memperoleh 76,6 persen. Sudirman Said-Ida fauziyah hanya memperoleh 15,0 persen, serta 8,4 persen belum menentukan pilihan. Bagaimana hasil resmi KPU Jawa Tengah?
Sementara hasil resmi KPU, Ganjar-Taj Yasin turun jauh hingga 20 persen menjadi 58,8 persen. Sebaliknya pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah yang diperkirakan memperoleh 15,0 persen naik 26 persen menjadi 41,2 persen.
Ia menekankan bahwa survei yang dilakukan Litbang Kompas bukanlah hasil final dari kontestasi politik yang ada.
Mixil pun berharap agar tiga pasangan capres dan cawapres melakukan yang terbaik dalam menghitung waktu menjelang Pilpres 2024 mendatang. Ia juga mengingatkan apa yang disampaikan Filsuf Franz Magnis Suseno yang menyebut bahwa “pemilu bukan untuk memilih yang terbaik, tapi mencegah yang jahat berkuasa”.
"Masih ada 60 hari lagi, terus lakukan kerja-kerja pemenangan, jangan berhenti bergerak, mengajak untuk memilih yang terbaik serta melawan yang jahat berkuasa,” tandas Mixil.
Editor: Aprilia Rahapit