PARBOABOA, Jakarta – Sempel hasil autopsi dari dua korban tragedi Kanjuruhan akan diperiksa di laboratorium independen, untuk mengetahui penyebab dari kematian korban.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDIF) Cabang Jawa Timur dr Nabil Bahasuan.
“Untuk pemeriksaan sampel, tentunya di laboratorium independen,” kata Nabil, dikutip dari Antara, pada Minggu (06/11/2022).
Namun, Nabil tidak menginformasikan lebih lanjut mengenai laboratorium mana yang akan memeriksa sampel tersebut.
Nabil mengatakan, untuk pemeriksaan sampel pada laboratorium independen itu diperkirakan membutuhkan waktu hingga dua bulan.
“Pemeriksaan paling lama delapan minggu,” ujar Nabil.
Nabil menjelaskan, untuk kondisi jenazah juga sudah mengalami pembusukan karena sudah dikuburkan lebih dari satu bulan. Dirinya juga tidak menyampaikan, terkait apa saja sampel yang akan diambil dari kedua jasad korban tersebut.
“(sampel apa saja) itu rahasia kedokteran. Nanti akan saya jawab melalui laporan, kami akan buat laporan,” ucap Nabil.
Sebagai informasi, proses autopsi dilakukan terhadap NBR (16) dan NDA (13) yang merupakan kakak beradik, anak dari seorang ayah bernama Devi Athok, warga Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Devi Athok merelakan tim dokter forensik untuk melakukan autopsi kepada kedua putrinya tersebut, agar keadilan dapat ditegakkan dan mengungkap semua pelaku dalam tragedi tersebut.
“Saya merelakan anak-anak saya (untuk di autopsi). Semoga terungkap, kalau memang ini gas air mata beracun, semua pelaku dari bawah ke atas dihukum seberat-beratnya,” kata Devi Athok.
Sebelumnya kedua putri Devi Athok dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Patuk, Desa Sukolilo. Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.