PARBOABOA, Pematangsiantar - Tentara Rusia dilaporkan memutus rute evakuasi bagi warga sipil dengan meledakkan sebuah jembatan yang menghubungkan Kota Sievierodonetsk dengan kota lain yang dipisahkan sungai.
Dilansir Reuters, Senin (13/6/2022), dalam beberapa waktu terakhir, pertempuran sengit saat ini terpusat di Sievierodonetsk yang terletak Provinsi Luhansk.
Pasukan Rusia harus dapat menguasai wilayah tersebut guna mencapai tujuan menguasai wilayah perindustrian Donbas di timur Ukraina.
Layaknya kota Mariupol yang hancur total, kondisi Sievierodonetsk bakal bernasib sama karena sebagian kota telah hancur lebur sejak Moskow melancarkan invasi pada 24 Februari lalu.
"Tujuan taktis utama dari penjajah tidak berubah. Mereka menekan Sievierodonetsk, pertempuran sengit terus berlangsung di sana secara harfiah di setiap meter," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melalui video terbarunya.
Presiden 44 tahun itu juga menambahkan bahwa Moskow berupaya mengerahkan pasukan cadangannya ke Donbas.
Gubernur Provinsi Luhansk Serhiy Gaidai mengungkapkan bahwa pasukan Ukraina dan Rusia terus bertempur di jalanan pada Minggu (12/6) waktu setempat.
Disebutkan bahwa pasukan Rusia telah menguasai sebagian besar wilayah kota di provinsi tersebut. Akan tetapi, pejuang Ukraina masih menguasai kawasan industri dan pabrik kimia Azot, tempat di mana ratusan warga sipil berlindung.
Namun, sebut Gaidai, pasukan Rusia menghancurkan sebuah jembatan yang membentang di atas Sungai Siverskyi Donets yang menghubungkan Sievierodonetsk dengan Kota Lysychansk.
Hal itu menandakan, dari tiga jembatan yang berdiri, kini tinggal satu yang masih utuh. "Jika setelah gempuran baru jembatan itu roboh, maka kota ini akan sepenuhnya terputus," kata Gaidai.
"Tidak akan ada cara meninggalkan Sievierodonetsk dengan menggunakan kendaraan," lanjutnya, sambil menekankan kurangnya kesepakatan gencatan senjata serta tidak adanya koridor evakuasi yang disepakati kedua negara.
Gaidai juga menerangkan jika di Lysychansk gempuran Rusia telah menewaskan seorang bocah berusia 6 tahun. Tapi Reuters tidak bisa memverifikasi kebenaran laporan tersebut.
Sementara, kepala administrasi Sievierodonetsk Oleksandr Stryuk mengatakan bahwa kurang dari sepertiga kota masih dikuasai pasukan Ukraina, sedangkan dua pertiga lainnya telah jatuh ke tangan pasukan Rusia.
"(Pasukan) Kami mempertahankan garis pertahanan dengan kuat," tegas Stryuk.
Rusia diketahui mengalihkan fokus serangan ke wilayah Donbas, setelah pasukannya dipukul mundur Ukraina dari area di sekitar ibu kota Kiev. Donbas sendiri telah dikuasai separatis pro-Rusia sejak 2014.
Jatuhnya Sievierodonetsk, yang menjadi wilayah terakhir yang dikuasai Ukraina di Luhansk, akan membawa Rusia semakin dekat dengan tujuannya menguasai seluruh Donbas.