PARBOABOA, Kyiv - Rudal jarak jauh yang ditembakkan Rusia menghantam sebuah pusat perbelanjaan yang dipadati sekitar 1.000 orang di Kota Kremenchuk pada Senin waktu setempat.
Dilansir Associated Press, Selasa (28/6/2022), sedikitnya 16 orang dilaporkan tewas dan 60 lainnya mengalami luka-luka.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengutuk serangan itu dan menyebutnya sebagai "aksi teroris paling berani".
"Serangan Rusia hari ini di pusat perbelanjaan di Kremenchuk adalah salah satu aksi teroris paling berani dalam sejarah Eropa," kata Zelenskyy melalui aplikasi perpesanan Telegram.
Asap hitam tebal disertai debu dan api membumbung dari bangunan itu. Petugas gawat darurat dilaporkan berusaha keras mengevakuasi dan mencari korban di antara reruntuhan.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan serangan di Kremenchuk sengaja dilakukan bertepatan dengan jam-jam tersibuk mal dan menyebabkan jumlah korban terbanyak.
Warga setempat tak menyangka jika mal tersebut dapat berubah menjadi kuburan bagi penduduk kota itu.
Ludmyla Mykhailets (43), seorang warga yang sedang mengunjungi mal tersebut, menuturkan bahwa ia sedang berbelanja di toko elektronik dengan suaminya, Mykola, saat ledakan kuat menghantam bangunan itu dan melemparkan dirinya ke udara.
"Saya terlempar dengan bagian kepala terlebih dulu dan serpihan menghantam tubuh saya. Seluruh tempat itu ambruk. Kemudian saya mendarat di lantai dan saya tidak tahu apakah saya sadarkan diri atau tidak sadarkan diri," tutur Mykhailets, kepada AFP. Ia mengalami patah tangan dan cidera di kepala.
"Itu neraka," timpal Mykola (45) yang kepalanya masih berdarah meski telah dibalut perban saat ditemui AFP di lokasi.
Jumlah korban kemungkinan besar akan terus bertambah seiring pencarian yang terus dilakukan di antara reruntuhan bangunan.
Sementara itu, para pemimpin dunia melontarkan kecamatan atas peristiwa mengerikan tersebut.
Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson menyebut serangan itu menunjukkan kekejaman dan kebiadaban Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Serangan mengerikan ini telah sekali lagi menunjukkan dalamnya kekejaman dan kebiadaban yang akan membuat pemimpin Rusia tenggelam," sebut Johnson merujuk pada Putin.
Para pemimpin negara-negara G7 yang tengah menggelar pertemuan puncak di Jerman mengecam serangan rudal itu sebagai 'kejahatan perang'.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden turut mengecam keras serangan rudal Rusia itu. "Serangan Rusia terhadap warga sipil di sebuah pusat perbelanjaan itu kejam. Kami berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Ukraina," ucapnya.
"Seperti yang ditunjukkan di Pertemuan Puncak G7, AS bersama dengan para sekutu dan mitra kami akan terus meminta pertanggungjawaban Rusia atas kekejaman semacam itu dan mendukung pertahanan Ukraina," tegas Biden.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengutuk serangan mematikan Moskow itu sebagai "kekejian". "Bombardir Rusia terhadap pusat perbelanjaan di Kremenchuk adalah kekejian," tulis Macron di Twitter.
"Kami ikut merasakan rasa sakit dari keluarga korban, dan kemarahan dalam menghadapi kekejaman seperti itu. Orang-orang Rusia harus melihat kebenaran," cetusnya.