Raih Pujian Paling Banyak, Pakar Sebut Gibran Berhasil Patahkan Asumsi Publik

Gibran Rakabuming Raka mendapat banyak pujian saat debat cawapres, Jumat (22/12/2023) malam. (Foto: Instagram/@prabowo)

PARBOABOA, Jakarta – Calon wakil presiden (cawapres) usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM), Gibran Rakabuming Raka, berhasil menarik perhatian publik dengan mendapat banyak pujian saat debat cawapres, Jumat (22/12/2023) malam. 

Berdasarkan riset oleh Continuum Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Gibran menjadi figur yang paling banyak menerima pujian di media sosial selama debat, dengan sentiment positif mencapai 77,69%. 

Data ini diambil dari 22.424 pembicaraan yang dilakukan oleh 17.125 pemilik akun antara pukul 19.00 hingga 21.50 WIB.Totalnya, ada 22.424 pembicaraan yang dilakukan oleh 17.125 pemilik akun .

Gibran mengungguli dua tokoh lainnya dalam debat tersebut, yaitu Mahfud MD dengan sentimen positif sebesar 64,03% dan Muhaimin Iskandar yang hanya meraih 4,27% penilaian positif dari netizen.

Riset INDEF juga menunjukkan bahwa 70,7% netizen menilai Gibran berpenampilan keren dan dominan di panggung, sementara 16,3% menganggapnya menguasai materi debat dengan baik.

Dalam riset tersebut juga disampaikan bahwa netizen banyak membicaran soal Gibran yang awalnya dikira kesusahan, namun penampilannya bagus dan menguasai materi.

Menanggapi hal itu, Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang, menilai bahwa penampilan Gibran telah membantahkan asumsi skeptis publik terhadap dirinya. 

“Penampilan Gibran Rakabuming Raka pada debat kedua yang menghadirkan cawapres Paslon satu, dua dan tiga Jumat malam mengangetkan publik,” ungkapnya saat dihubungi PARBOABOA, Sabtu (23/12/2023).

Ia menyebut, Gibran sangat menguasai substansi materi debat, yang meliputi topik ekonomi, keuangan, pajak, UMKM, infrastruktur, dan APBN-APBD.

Menurut Atang, Gibran tidak hanya menguasai persoalan tetapi juga menyajikan data yang memadai untuk membangun argumen. 

“Gibran selain menguasai persoalan juga memiliki data yang cukup untuk membangun argumen. Gibran selalu menggunakan istilah ekonomi digital yang sangat familier dengan kaum milenial,” tuturnya.

Gibran, dalam debat calon wakil presiden kemarin malam, memang terlihat menggunakan beberapa istilah asing yang menarik perhatian. 

Istilah-istilah asing seperti State of the Global Islamic Economy (SGIE), Carbon Capture and Storage (CCS), serta beberapa istilah lainnya, menjadi bagian penting dari presentasinya. 

Menurut Atang, penggunaan istilah-istilah yang akrab di kalangan milenial ini menunjukkan Gibran sebagai sosok yang autentik dan upaya melakukan rekuitmen psikologis publik bahwa dirinya memahami istilah yang belum tentu dipahami oleh capres lain. 

“Penampilan Gibran justru keluar dari bayang-bayang Jokowi dan Gibran tampil menjadi dirinya sendiri,” tuturnya. 

Ia juga menyebut, Gibran telah membuktikan dirinya sebagai praktisi UMKM karena mampu mengeksplor ekonomi kreatif secara tuntas dan santun.

Secara pemetaan, Atang menilai bahwa penampilan ketiga calon wakil presiden saat debat mencerminkan latar belakang masing-masing. 

“Muhaimin Iskandar sangat syarat dengan pola pikir sebagai politis yang kental. Gibran sangat syarat sebagai pelaku ekonomi dan Mahfud MD tampil sebagai akademisi dan birokrat,” pungkasnya. 

Editor: Atikah Nurul Ummah
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS