PARBOABOA, Jakarta – Warga di China saat ini beramai-ramai melakukan aksi protes terkait penerapan pembatasan (lockdown) setelah kasus Covid-19 melonjak. Bahkan, warga meminta Presiden Xi Jinping untuk mundur dari jabatannya.
Kasus Covid-19 di China tersebut kini memang melonjak naik, dalam empat hari terakhir kasus infeksi baru di China mencapai 40 ribu kasus.
Seperti dilansir dari The Guardian, Senin (28/11/2022), aksi protes ini terjadi di beberapa kota-kota termasuk Shanghai, Beijing, Chengdu, Wuhan, dan Guangzhou.
Ratusan pendemo di Shanghai meneriakkan, “mundur, Xi Jinping! Mundur, Partai Komunis!”. Selain di Shanghai, sekitar 100 mahasiswa menuliskan berbagai slogan protes di dinding.
Selama ini, China dikenal sebagai negara yang membungkam perbedaan pendapat. Karena itu, demonstrasi apalagi yang menuntut langsung penguasa untuk mundur hampir tidak pernah terjadi di China.
Kemarahan warga ini dipicu oleh kebakaran yang terjadi di salah satu blok apartemen di Xinjiang, Urumqi pada Kamis (24/11/2022). Akibat kebakaran tersebut sedikitnya menewaskan 10 orang.
Insiden itu menjadi ramai diperbincangkan, karena warga menganggap banyak korban berjatuhan dalam kebakaran apartemen di Urumqi itu juga disebabkan oleh kebijakan lockdown pemerintah yang membuat petugas pemadam kebakaran terlambat tiba di lokasi.
Diketahui, China menerapkan kebijakan zero-Covid. Dengan kebijakan itu, China kerap menerapkan lockdown ketat pada bangunan, kompleks, wilayah, hingga kota yang memiliki klaster Covid-19 meski hanya terdapat beberapa kasus saja.
Bahkan, aparat kerap memblokade apartemen hingga kompleks perumahan yang di lockdown dengan benteng buatan demi mencegah warga di area itu keluar dari tempat tinggalnya.