PARBOABOA, Jakarta - Kualitas udara di Jakarta terus memburuk, dengan indeks kualitas udara menunjukkan angka 171 pada pengukuran IQAir pada Minggu (27/8/2023) pagi, yang berarti masuk kategori tidak sehat.
Kualitas udara Jakarta pagi ini lebih buruk dibandingkan dengan hari sebelumnya, Sabtu (26/8/2023) di waktu yang sama yang berada pada angka 131. Angka ini membuat udara Jakarta masuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Dalam perbandingannya dengan kota-kota besar di seluruh dunia yang juga menghadapi masalah polusi udara, Jakarta menempati peringkat kedua. Peringkat pertama ditempati oleh Kota Kampala, Uganda, dengan skor 182. Sementara posisi ketiga ditempati oleh Dubai, Uni Emirat Arab, dengan skor 164.
Masalah polusi udara juga dirasakan di wilayah-wilayah penyangga Jakarta. Sebagai contoh, Kota Bogor memiliki indeks kualitas udara pagi ini mencapai 136, yang masuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Kualitas udara di Kota Depok justru lebih buruk dibandingkan Jakarta. Pada pagi ini, indeks kualitas udara di Kota Depok mencapai angka 198, yang berarti tidak sehat.
Kota Tangerang dan Tangerang Selatan juga menghadapi permasalahan serupa, dengan masing-masing memiliki indeks kualitas udara 157 dan 183, masuk dalam kategori tidak sehat.
Sementara itu, Kota Bekasi memiliki indeks kualitas udara sebesar 122, yang juga masuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Pengukuran IQAir memiliki enam kategori skor indeks kualitas udara. Skor antara 0-50 termasuk kategori baik (good), skor 51-100 termasuk kategori sedang (moderate).
Skor 101-150 dikategorikan sebagai tidak sehat bagi kelompok sensitif (unhealthy for sensitive groups). Skor 151-200 termasuk kategori tidak sehat (unhealthy).
Untuk skor 201-300 menunjukkan tingkat yang sangat tidak sehat (very unhealthy), dan terakhir kategori berbahaya (hazardous) terletak pada skor 301-500 atau lebih tinggi.
