PARBOABOA, Ukraina - Perang antara Rusia dan Ukraina masih menjadi berita internasional yang paling menyita perhatian masyarakat. Upaya pendudukan Ukraina yang dilakukan Rusia telah memasuki hari ke-enam. Kemarin Senin (28/2) perwakilan kedua negara telah melakukan perundingan di Belarus, namun sepertinya pertemuan tersebut belum menghasilkan keputusan untuk gencatan senjata.
Pasalnya hingga hari ini, Selasa (1/3) rudal-rudal Rusia masih terus berjatuhan di wilayah Ukraina. Pagi tadi sebuah rudal menghantam gedung pemerintahan dan pemukiman warga di Kota Kharkiv. Serangan ini dilaporkan telah menyebabkan setidaknya 10 orang tewas, termasuk warga sipil. Selain korban meninggal, setidaknya 10 orang warga tertimbun reruntuhan bangunan, namun mereka berhasil diselamatkan.
"Sedikitnya 10 orang tewas dan lebih dari 20 terluka," ungkap Layanan Darurat Regional Kharkiv dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Perang antara dua negara bertetangga ini masih berlangsung, rakyat Ukraina juga tak membiarkan pasukan Rusia menguasai daerah mereka dengan mudah. Rakyat berjuang bersama pasukan militer untuk menghalau musuh, bahkan Ibu Kota Kiev masih tetap dalam kekuasaan pemerintah Ukraina.
Menurut laporan yang diungkap di situs resmi Kementerian Pertahanan Ukraina, setidaknya 5.710 orang tentara Rusia telah meninggal dunia per Selasa (1/3). Selain itu, negara pimpinan Vladimir Putin ini juga harus mengikhlaskan alat-alat perang mereka rusak dan hancur, diantaranya 29 unit pesawat, 29 helikopter, 198 tank, 77 sistem artileri, 7 sarana pertahanan udara, 44 sistem peluncur roket multiple (MLRS), 60 tangki bahan bakar, 2 kapal, 305 peralatan otomotif dan 3 operasional dan taktis UAV.
Selain itu, posisi Rusia juga tak menguntungkan setelah sejumlah sanksi ekonomi berat dijatuhkan untuk meruntuhkan ekonomi Rusia, seperti pembekuan aset, pemblokiran aset, kemudian pemblokiran bank Rusia dari SWIFT sistem komunikasi antarbank seluruh dunia.
Dampak nyata pemberlakuan sanksi ini mulai memberatkan ekonomi Rusia, seperti jatuhnya nilai kurs Rubel terhadap Dollar Amerika. Bahkan warga yang panik berbondong-bondong menarik uang dalam bentuk dollar AS di bank-bank Rusia. Bahkan di sejumlah wilayah di Moskwa, warga rela mengantri berjam-jam di ATM dan kantor-kantor perbankan untuk mendapatkan Dollar Amerika.
Semoga saja kedua negara lekas bersepakat untuk menghentikan perang, demi menghindari kerugian-kerugian yang mungkin akan semakin besar kedepannya.