PARBOABOA, Jakarta - Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi, klaim akan lebih fokus pada penanganan macet ibu kota dalam beberapa tahun ke depan. Beberapa upaya telah dilakukan, mulai dari Electronic Road Pricing (ERP), hingga anjuran menggunakan kendaraan umum juga kerap dilakukan.
Namun dalam kondisi ini, penanganan macet di DKI Jakarta masih tersendat. Kondisi transportasi umum di Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) yang belum sebaik Kota Jakarta jadi salah satu persoalan yang patut soroti.
Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, menjelaskan jika ketimpangan ini perlu segera dibenahi agar kemacetan segera terselesaikan.
“Ada ketimpangan, sehingga diperlukan percepatan program untuk membenahi transportasi umum di Bodetabek sebagai wilayah penyangga Ibukota Jakarta,” tuturnya melalui sambungan telepon pada Senin (27/3/2023).
“Kemacetan berkelanjutan yang masih mendera Kota Jakarta tidak terlepas dari peran warga Bodetabek yang beraktivitas di Jakarta menggunakan kendaraan pribadi. Meskipun sudah ada KRL Commuter Line dan tidak lama lagi akan beroperasi LRT Jabodebek, belum mampu mereduksi kemacetan di Jakarta,” tuturnya menjelaskan.
Lebih lanjut, Setijowarno menegaskan jika sebuah angkutan publik massal, pelayanan LRT Jabodebek tidak bisa bersifat tunggal, tapi harus terintegrasi, dari hulu hingga hilir, pra perjalanan (first mile), selama perjalanan, dan pasca perjalanan (last mile).
“Aksesibilitas ke 310 kawasan permukiman dan komersial harus ada untuk memberikan kemudahan bagi pengguna LRT Jabodebek,” terangnya menegaskan.
Menurutnya layanan transportasi umum di Jakarta sudah jauh lebih baik dan sudah sejajar dengan layanan transportasi di banyak kota metropolitan di dunia.
Namun jika tidak dibarengi pada wilayah pendukungnya, yakni Kota Bogor, Tangerang, Depok, Tangerang Selatan, Bekasi, Kab. Bekasi, Kab. Bogor, dan Kab. Tangerang, maka pembenahan transportasi umum hanya di dua kota, yaitu Trans Pakuan di Kota Bogor dan Tran Ayo di Kota Tangerang.
Sedangkan akses transportasi umum selain dua kota tersebut masih jauh tertinggal, bahkan tidak ada upaya pemda setempat untuk membenahinya.
Sementara itu, LRT direncanakan akan beroperasi pada Juli 2023 di Jabodebek dengan 17 stasiun sepanjang 44,43 km. Sejumlah fasilitas integrasi, seperti fasilitas integrasi pada stasiun integrasi LRT Jabodebek-Kereta Cepat Jakarta Bandung di Halim KM 1+350, sky bridge atau Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Revo-Stasiun LRT Jabodebek Bekasi Barat, akses sky bridge dari gedung MTH 27 Office Suite PT Adhi Commuter Properti ke Stasiun LRT Jabodebek Ciliwung, akses sky bridge dari Gedung Apartemen/Parkir PT Kresna Inti Utama ke Stasiun LRT Jabodebek Bekasi Barat, fasilitas integrasi skybridge pada Stasiun LRT Jabodebek Cikunir 1, fasilitas integrasi JPM dari Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas-Stasiun KCI Sudirman.