PARBOABOA, Simalungun- Bencana alam di Kabupaten Simalungun ada delapan kejadian sepanjang 2022, angka ini menurun dibanding 2021 yang mencapai 72 kasus, namun total anggaran yang dihabiskan hampir Rp30 miliar.
Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Simalungun, Rudy Erwandy Saragih mengatakan, bantuan tidak terduga (BTT) di Kabupaten Simalungun sebesar Rp30 miliar yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2022. Di mana yang terealisasi digunakan sekitar 75 persen.
Rudy melanjutkan, pada 2021 anggaran kebencanaan sebesar Rp69 miliar dari total kejadian 72 kasus.
"Kami telah melaksanakan penanganan bencana dengan maksimal sepanjang 2022. Tidak ada masalah, masih cukup banyak tersedia anggaran untuk penanganan bencana di Simalungun," katanya kepada Parboaboa, Selasa (07/03/2023).
Rudy merinci, sepanjang 2021 bencana alam yang terjadi di Simalungun meliputi banjir sebanyak 44 kasus, dan terbanyak terjadi di Kecamatan Ujung Padang 13 kasus, disusul tanah longsor sebanyak 28 kasus dan terbanyak terjadi di Kecamatan Raya dan Tanah Jawa dengan 10 kasus.
Lanjutnya, dalam kasus bencana alam di Simalungun 2022 ada kejadian banjir sebanyak lima kasus, terbanyak terjadi di Siantar dua kasus, kebakaran hutan tiga kasus, dan peristiwa terbanyak di Kecamatan Haranggaol Horison terjadi dua kasus dan Girsang Sipangan Bolon satu kasus.
Ia menambahkan jumlah kerusakan rumah akibat bencana alam terdapat 144 kasus dan tertinggi di Jorlang Hataran dengan kondisi rusak sedang.
"Jumlah korban bencana alam dengan kategori terdampak dan mengungsi sebanyak 135 orang, terbanyak dari Siantar mencapai 118 orang," pungkasnya