PARBOABOA, Pematang Siantar - Sekolah Dasar Negeri (SDN) 122345 Siantar Timur, Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara mengaku hanya menganggarkan perawatan dan pemeliharaan buku bacaan di perpustakaan sekolah untuk buku yang dibeli pada 2022.
"Untuk perawatan dan pemeliharaan sejatinya paling dekat untuk buku-buku baru, yang 50 eksemplar penganggaran tahun 2022," kata Kepala Perpustakaan sekolah, Simatupang (54), Selasa (23/5/2023).
Ia menjelaskan, buku-buku baru yang dibeli tahun lalu, diletakkan di pojok baca bersama buku bacaan yang sudah ada sebelumnya dan masih dalam kondisi baik.
"Untuk anak-anak didik yang datang per hari aja memang sekitaran 5 hingga 10 orang saja ke perpustakaan, karena di pojok baca sudah dibagikan buku-buku baru yang sudah datang tersebut, ditambah buku-buku bacaan yang masih bagus kondisinya," jelasnya.
Simatupang mengaku sekolah tidak memiliki anggaran untuk perawatan dan pemeliharaan buku-buku bacaan di perpustakaan sekolah. Bahkan sempat beberapa tahun lalu, lanjut Simatupang, sekolah menggunakan uang kas kelas siswa untuk menyampul buku-buku bacaan.
"Keterbatasan itu yang membuat kondisi buku rusak dimakan usia," katanya.
Selain itu, jumlah buku bacaan anak di perpustakaan sekolah juga sedikit dan tidak adanya petugas khusus yang mendata dan mengarsipkan buku-buku bacaan anak.
"Kita juga tidak ada pegawai yang ahli teknisi arsip pembukaan dan pendataan buku perpustakaan sekolah ini. Cuma saya, dan paling tiap hari dibantu-bantu guru-guru muda di sini. Sistem pengarsipan belum cukup, karena saya sendiri di sini untuk memastikan buku-buku aman dan rapi," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Simatupang mengaku banyak buku bacaan yang dipinjam oleh anak didik, tapi tidak mereka kembalikan.
"Kalau hilang paling kita buat anak-anak yang mencari, dan jika belum dapat, kita berdiskusi bagi orang tua siswa untuk mengembalikan," katanya.
Hal senada diakui Kepala Sekolah di SDN 122345, Wahyo.
Ia mengakui banyak buku bacaaan anak di perpustakaan sekolah yang rusak dan tidak dapat diperbarui kembali, karena kondisi buku yang sudah tua.
"Sebenarnya kami juga menganggarkan buku edisi yang lama-lama untuk pembaruan judul buku, baik yang hilang dan rusak, agar anak-anak didik dapat membaca buku itu untuk menambah buku bacaannya. Tapi untuk mendapatkannya saja susah, karena tahun lama juga," ungkapnya.
Wahyo juga mengakui pengadaan buku di perpustakaan SDN 122345 masih belum terealisasi maksimal, karena terbatasnya dana BOS mereka terima. Namun, ia tidak menampik akan memprioritaskan buku paket sekolah, daripada buku bacaan anak.
"Intinya kalau memang ada dana lebih, pastinya kami salurkan untuk penyediaan buku-buku bacaan tersebut, tapi untuk buku paket saja di sini (SDN 122345) belum cukup, apalagi kami fokus pada kurikulum merdeka yang dicanangkan pemerintah, di mana satu anak didik, satu buku paket," pungkasnya.