MUI: Shalat Idul Adha di Rumah Tak Kurangi Makna Shalat

Ilustrasi Ibadah Shalat Idul Adha.

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung, Maftuh Kholil menghimbau kepada para umat muslim untuk tidak gundah dalam melaksanakan Salat Idul Adha di rumah pada masa Pemberlakuan Pembatasan Sosial Masyarakat (PPKM) Darurat dalam upaya memutus mata rantai penularan wabah virus Corona.

Maftuh menyakin bahwa pelaksanaan salat Ied Idul Adha di rumah tetap tidak mengurangi keabsahannya dan masih afdal.

Maftuh berharap umat muslim tetap bisa menjalankan ibadah sekalipun mesjid dan musala dibatasi penggunaannya. Sebab, pelaksanaan Idul Adha tetap bisa dilakasanakan dimanapun tanpa memandang tempat.

“Dari lima rukun Islam yang disyaratkan atau diwajibkan tempatnya hanyalah ibadah haji, yaitu harus ke Makkah. Sedangkan shalat yang lainnya kita boleh lakukan di manapun dan tidak ditentutan di satu tempat,” ujar Maftuh, Jumat 16 Juli 2021.

Ditambahkan Maftuh lagi, shalat Idul Adha masuk dalam kategori salat sunah. Hanya saja dikarenakan salat Idul Adha hanya dilaksanakan satu tahun sekali, mungkin hal inilah yang membuat umat muslim merasa gundah jika dilakukan di rumah saja.

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa Kementerian Agama (Kemenag) meniadakan pelaksanaan Shalat Idul Adha 1442 Hijriah/2021 Masehi berjemaah di masjid, mushala, dan lapangan terbuka untuk umat Islam yang berada di zona merah dan oranye Covid-19.

Aturan itu tertulis dalam Surat Edaran (SE) Menteri Agama Nomor 15 Tahun 2021. "Shalat Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijah 1442 Hijriah/2021 Masehi di lapangan terbuka atau di masjid/mushala pada daerah zona merah dan oranye ditiadakan," demikian yang tertulis dalam surat edaran.

Sedangakan umat yang berada di luar zona merah dan oranye, shalat Idul Adha boleh dilakukan di lapangan terbuka atau di masjid, dan mushala dengan wajib menerapkan standar protokol kesehatan Covid-19 secara ketat.

Penerapan protokol kesehatan tersebut meliputi khotbah oleh khotib dipersingkat menjadi 15 menit saja. Kemudian, jemaah paling banyak 50 persen dari kapasitas tempat agar apat saling menjaga jarak antar jemaah. Berikutnya, panitia diwajibkan memeriksa suhu tubuh seluruh jamaah untuk memastikan kondisi jemaah yang hadir dalam keadaan sehat.

Sementara bagi jamaah berusia lanjut dan orang dalam kondisi kurang sehat ataupun baru sembuh dari sakit atau baru melakukan perjalanan jauh, dilarang mengikuti shalat Idul Adha di lapangan terbuka, masjid ataupun mushala.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS