PARBOABOA, Pematang Siantar - Sepanjang jalan menuju destinasi wisata umumnya orang akan langsung di suguhkan pemandangan indah yang menyejukkan mata. Namun, hal ini tidak didapatkan jika ingin menuju destinasi wisata mata air Pulau Batu (Pulbat), di kawasan Sibatu-batu Kelurahan Bah Kapul Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematang Siantar, Sumtra Utara (Sumut), yang akan memukau pengunjung (wisatawan).
Gang sempit di tengah bangunan rumah padat penduduk, serta ramainya polisi tidur serta jalan berlubang ternyata semua itu menjadi tantangan tersendiri untuk menjawab rasa penasaran dengan wisata pemandian yang asri dan keindahannya tidak kalah elok dengan tempat wisata lainnya, seperti air terjun Bah Biak dan pemandian Manigom Nauli. Menuju wisata ini pengunjung lebih mudah mengendarai sepeda motor, kalau menggunakan mobil yang bisa satu arah.
Tim Parboaboa yang tidak ingin ketinggalan untuk mendokumentasikan destinasi wisata di Pematang Siantar, merasa sangat lega begitu melihat pemandagan menyejukkan dari wilata Pemandian Pulbat. Tim langsung berfoto di beberapa sudut tempat pemandian yang tersedia. Di sini, terdapat tiga kolam untuk pemandian warga dengan tiga mata air yang berasal dari sebuah curug yang mengalirkan air sangat jernih dan memikat pengunjung untuk berenang dan berendam sekedar melepaskan rasa penat dan stress setelah seharian bekerja dengan suasana yang masih sejuk dan segar.
Dengan akses jalan yang ada, untuk menuju ke wisata Pulbat, dari pusat Kota Pematang Siantar, bisa ditempuh selama 30 menit dengan panjang hampir 2 kilometer (km). Sedangkan dari Kota Medan, pengunjung akan menempuh jarak waktu lebih kurang tiga jam hingga empat jam perjalanan darat tanpa melalui jalan tol, dari titik Bandara Kualanamu hingga Kota Pematang Siantar.
Agung Saragih (35), pengelola wisata mata air Pulbat mengatakan, destinasi pemandian Pulau Batu memiliki daya tarik alam seperti kolam yang dilapisi bebatuan menjadi daya tarik bagi wisatawan. Kawasan wisata ini diturunkan oleh orang tuanya Yusuf Saragih.
"Tak heran bila destinasi wisata kami ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal (asli warga Pematang Siantar) maupun luar kota yang rela datang jauh–jauh untuk menikmati panorama alamnya yang indah dan sangat menawan," tuturnya kepada Parboaboa, Sabtu (8/4/2023).
Ia menceritakan, awal hadir wisata ini pada tahun 2000 lalu itu, untuk pengunjung ramai oleh warga sekitar, terlebih di akhir pekan bisa mencapai 40-70 orang. Tingginya antusias pengunjung, di sana tersedia aneka jajanan yang dijajakan para pedagang di tepian pemandian. Terdapat lima titik tempat makan yang disediakan di sekitar lokasi untuk memanjakan para pengunjung.
Adapun tarif masuk ke lokasi wisata pemandian Pulbat tidak bayar alias gratis. Pengelola hanya menarik uang parkir sebesar Rp3000 untuk sepeda motor, dan Rp5000 kendaraan beroda empat, baik mobil maupun bus pariwisata.
"Dari biaya parkir tersebut, dalam sebulan menghasilkan Rp3. Juga kadang dapat Rp2 juta," ucapnya.
Menurutnya, awal dibangun selain menghadirkan pemandian, tempat ini menyediakan pemancingan bagi warga yang hobi memancing. Namun, semakin melihat banyak orang yang mandi ke mata air tersebut, terpintas ide sang ayah menjadikan  semua mata air di lokasi tersebut sebagai tempat pemandian umum.
"Para remaja di sekitar lokasi memanfaatkan sering dijadikan berendam di air pada pagi dan sore hari, makanya kami ubah semua menjadi tempat pemandian," ucapnya, seraya menunjuk tempat pemancingan yang baru diubah menjadi pemandian pada tahun 2020 lalu.
Ia membenarkan adanya terkendala dana dalam perencanaan pengembangan Pulbat yang nantinya akan menjadi salah satu tempat destinasi wisata alami yang terkenal di Kota Pematang Siantar.
"Sudah setahun sih ada rencana kerja sama tapi sampai saat ini hal tersebut belum terealisasi lantaran belum adanya tindak lanjut dari Dinas Pariwisata, jadi kami hanya berpaku pada penghasilan dari biaya retribusi saja," tuturnya.
Akhir Pekan Bersama KeluargaÂ
Matondang (43), warga Tebing Tinggi  yang datang bersama istri dan empat anaknya mengatakan jalan menuju pemandian terbilang tidak terlalu bagus dan juga jarak yang cukup jauh untuk menuju tempat wisata.
Dimana dirinya harus menggunakan dua motor untuk mendatangi tempat pemandian tersebut bersama keluarga kecilnya.
Dirinya menjelaskan, mata air yang terbilang tersembunyi dengan airnya yang jernih serta pemandangan alam yang indah dengan pepohonan rindang, cocok buat berendam dan berenang di siang hari.
“Memang sejuk di sini, tapi jalan masuknya itu kurang mulus memang. Itupun hanya sepeda motor aja yang bisa menjangkaunya. Karena jalannya sempit. Terdapat beberapa sisi jalan rusak kali,†tuturnya.
Ia menambahkan, juga tidak adanya sarana dan prasarana pendukung. Hal tersebut menjadi faktor tempat ini kurang layak disebut sebagai tempat wisata.
Ia berharap, selain terkait infrastruktur dan sarana prasana peningkatan pengelolaan kawasan ini harus dilakukan. Seperti tempat duduk di sekitar pemandian. Pun, dengan fasilitas hiburan untuk anak-anak yang dapat meningkatkan daya tarik setiap keluarga yang ingin berlibur di pemandian.
"Biasanya kalau sudah bertahun-tahun pasti ada yang ditambah fasilitasnya, tapi ini mungkin dikendala dana pengelola sepertinya. Jadi semoga ditambah saja agar pengunjung semakin betah, kan sayang jika tempatnya indah tapi fasilitas tak lengkap," katanya.
Editor: Ibrahim Arsyad