PARBOABOA, Simalungun – Bicara soal destinasi wisata di Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara memang tak ada habisnya.
Seperti di Bandar Rakyat, Bandar, ada wisata air bernama Pemandian Alam Kampung Gunung yang wajib dikunjungi.
Tempat ini terletak sekitar 42,3 kilometer dari Kota Pematangsiantar dan dapat dicapai dalam waktu 72 menit.
Sementara jika perjalanan dimulai dari Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara (Sumut), waktu yang diperlukan sekitar tiga jam.
Meski harus melewati hutan, pemandangan sepanjang perjalanan begitu memukau dan menenangkan.
Namun aksesnya tidak mudah. Jalan setapak beralaskan tanah yang penuh lubang harus dilalui. Bahkan tidak ada petunjuk jelas di mana pemandian ini berada selain bermodalkan Google Maps.
Tapi, begitu memasuki area pemandian, hembusan angin sejuk langsung menyambut. Walaupun saat itu pukul 13.30 dengan terik matahari, panas tak lagi terasa di bagian depan pemandian.
Payung warna-warni yang menggantung bak kanopi memandu pengunjung menuju pemandian, menambah suasana yang ceria dan menawan.
Ramah tamah warga lokal semakin memperkuat kesan hangat bagi siapa saja yang datang. Mereka dengan sigap mengarahkan tamu yang membawa kendaraan ke tempat parkir.
"Parkir di sana ya, dek," teriak Gono, seorang lansia yang tengah bercengkerama di bawah gubuk kecil dekat pohon karet.
Perkenalan pun terjadi usai diawali uluran tangan. Gono, pria berusia 59 tahun, adalah salah satu warga yang menjaga tempat tersebut dan bertugas mengawasi keamanan parkir.
Masuk ke pemandian ini tidak dipungut biaya per orang, hanya kendaraan yang dikenai tarif parkir, Rp10.000 untuk kereta (sepeda motor), Rp25.000 untuk mobil, dan Rp40.000 untuk colt diesel.
"Mau berapapun isinya, kalau sanggup 100 orang juga ya bayarnya 25 ribu," ucapnya seraya tertawa kecil.
Namun, pemandian ini masih dirawat mandiri oleh masyarakat, tidak mendapat bantuan dana dari desa. Sehingga ketersediaan fasilitas bergantung pada masyarakat.
"Mana yang tidak layak ya diganti, tapi itu tergantung masyarakat karena ini lapak perseorangan, Tapi ya jangan kita paksa, iya kalau punya duit diganti karena itu makan sendiri juga susah.”
Perbincangan semakin dalam dan mengasyikkan, Gono bercerita bahwa pemandian ini terbentuk dari bekas galian pasir dan batu milik marga Hutahean. Kemudian terbengkalai hingga akhirnya masyarakat mengambil alih.
Pemandian ini mulai dikenal luas sejak 2021 dan pernah viral di media sosial. Awalnya, hanya masyarakat sekitar yang berkunjung, namun kini sudah banyak pengunjung dari luar kota.
Pemandian Alam Kampung Gunung dibuka setiap hari dari pukul 07.00 hingga 17.00, dengan pelayanan terakhir pada pukul 17.30.
Perlahan tapi pasti, pemandian yang dulunya tidak terurus mulai berubah. Pondok serta pos pengamanan parkir mulai dibuat guna membuat pengunjung nyaman.
Untuk menjaga keamanan pengunjung, terutama pada hari-hari besar, pemandian ini bahkan dilengkapi dengan tim SAR dan jaring pembatas di area pemandian.
Meskipun alat keamanan khusus minim, pemandian ini menyediakan sewa ban dengan harga Rp 5.000 per hari.
Fasilitas lain yang ditawarkan meliputi ruang ganti dengan tarif Rp 2.000 per orang, namun pengunjung juga boleh membayar seikhlasnya.
"Kadang-kadang ada yang memberi seribu ya tidak apa, bukan dipaksa harus 2 ribu.”
Tempat makan dan minuman juga tersedia, dengan berbagai makanan ringan seperti pop mie, gorengan, teh manis, dan kopi.
Pengunjung juga diperbolehkan membawa makanan dan minuman sendiri, yang membuat tempat ini semakin nyaman dan ramah bagi keluarga.
Usai berbincang panjang lebar, perjalanan kembali dilanjut untuk menyusuri Pemandian Alam Kampung Gunung. Kontur tanah semakin rendah, dan suara derai sungai semakin terdengar jelas.
Suara gemericik air yang menghantam batuan sungai memperkuat nuansa alami yang menenangkan, seolah mengundang untuk segera menikmati kesejukan dan keindahan Pemandian Alam Kampung Gunung.
Saking tenangnya, sepasang suami istri yang tinggal sekitar pemandian selalu berkunjung dan menghabiskan akhir pekan di sana. Nyaman dan strategis, begitulah ucap Supriyono (42).
Baginya, Pemandian Alam Kampung Gunung merupakan tempat ideal untuk healing dan bercengkerama dengan tenang bersama orang tersayang.
Namun, Ia melirik ke bagian pondok yang sedang ditempati, seketika menengadah dan jemarinya menunjuk sesuatu.
“Memang suasananya nyaman tapi beberapa pondok disini perlu perawatan. Harapannya juga kalau bisa diperbaiki kekurangan dan diperindah lagi agar lebih cantik. Karena kalau misalnya di hari besar itu sangat ramai,” jelasnya.
Lanjut berkeliling, mata kemudian dibuat tertarik oleh beberapa lubang alami yang membentuk air terjun mini sepanjang pembatas sungai. Air terjun ini mengalir ke sebuah tempat seperti kolam berukuran sebesar lapangan tenis.
Bagian terdangkal sekitar 30 cm, cocok untuk anak-anak bermain. Kedalamannya juga bervariasi hingga lebih dari 1 meter di bagian ujung.
Wadah yang menyerupai kolam ini diisi pasir lembut sehingga nyaman untuk mandi meski di siang hari yang terik.
Ladang sawit di sebelah kanan Pemandian Alam Kampung Gunung menambah keasrian dan keteduhan. Kondisi dan suasana ini bisa menghilangkan kepenatan masyarakat kota.
Tak mengherankan jika destinasi ini menjadi wisata populer baik bagi masyarakat sekitar maupun pengunjung dari luar kota saat hari libur.
Tempat ini siap menyambut siapa saja yang mencari kedamaian dan ketenangan. Bagi yang mencari ketenangan lebih, disarankan mengunjungi Pemandian Alam Kampung Gunung di luar hari Minggu dan hari libur.
Editor: Yohana