PARBOABOA, Jakarta - Ketegangan geopolitik di berbagai negara dapat mempengaruhi perdagangan dan ekonomi global, termasuk Indonesia.
Jika situasi ini berlanjut, dikhawatirkan akan berdampak langsung pada minat investasi di dalam negeri.
Kekhawatiran ini juga diutarakan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. Ia bahkan memperkirakan bahwa ketegangan geopolitik tersebut dapat menekan atau mengurangi minat investasi di Indonesia.
Sri Mulyani menjelaskan kondisi global masih dipenuhi ketegangan geopolitik."yang tentu makin menekan minat investasi,” kata Sri Mulyani dalam BRI Microfinance Outlook 2024 di Jakarta.
Dia menyatakan bahwa pembangunan dan perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh kondisi global. Ketegangan geopolitik saat ini akan memunculkan fenomena yang dikenal sebagai friendshoring.
Apa itu friendshoring?
Forum Ekonomi Dunia/ World Economic Forum(WEF) mengungkapkan bahwa friendshoring adalah praktik perdagangan yang semakin populer, di mana jaringan rantai pasokan difokuskan pada negara-negara yang dianggap sebagai sekutu politik dan ekonomi.
Menurut artikel WEF, istilah perdagangan ini mulai populer saat krisis ekonomi baru-baru ini.
Penyebab lainnya adalah ketegangan pada rantai pasokan global yang dipicu oleh berbagai guncangan terhadap perekonomian dunia, termasuk pandemi COVID-19 dan invasi Rusia ke Ukraina.
Friendshoring juga merujuk pada pengalihan rantai pasokan ke negara-negara yang dianggap aman secara politik dan ekonomi, atau memiliki risiko rendah.
Dengan demikian, risiko gangguan rantai pasokan dapat diminimalisir.
Biasanya, kerja sama dilakukan dengan mitra dagang yang terpercaya dan memiliki kesamaan nilai dalam memastikan keamanan pasokan dan produksi domestik.
Contohnya, kerja sama untuk memperoleh komponen dan bahan baku dari negara-negara sahabat.
Kemunculan fenomena friendshoring menimbulkan kekhawatiran di beberapa negara karena potensi dampaknya terhadap minat investasi.
Sri Mulyani telah berulang kali mengingatkan akan bahaya dari fenomena ini.
Akibatnya yang nyata jelasnya, investasi tidak lagi berdasarkan profitabilitas namun sudah terjadi fragmentasi berdasarkan teman atau tidak teman atau friendshoring.
Selain fenomena tersebut, proteksi perdagangan atau protectionism juga menjadi tantangan bagi Indonesia.
Hal ini terlihat dari Prompt Manufacturing Index (PMI) di berbagai negara yang masih mengalami kontraksi.
PMI adalah indikator komposit yang dirancang untuk memberikan gambaran umum tentang kondisi sektor industri di berbagai negara berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU).
Penurunan PMI ini berdampak pada kinerja Produk Domestik Bruto (PDB) global pada tahun 2024, yang diperkirakan masih akan melemah atau belum pulih.
Sri Mulyani menyatakan bahwa dalam pertemuan G20, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral membahas bagaimana isu global ini akan mempengaruhi perekonomian, tidak hanya untuk negara-negara G20 tetapi juga seluruh dunia.