PARBOABOA, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengklaim salah satu faktor penyebab kasus COVID-19 di Indonesia menurun adalah karena pemerintah tidak pernah memilih kebijakan tertutup seperti karantina atau lockdown total.
Dengan hanya menerapkan kebijakan seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga program vaksinasi Covid-19, Budi mengatakan masyarakat Indonesia sudah memiliki imunitas tinggi.
Tak hanya itu, berdasarkan sero survei di 514 kabupaten/kota di Indonesia, sebanyak 98,5 persen masyarakat Indonesia dipastikan sudah memiliki antibodi baik melalui vaksinasi maupun antibodi alamiah.
"Jadi Indonesia karena tidak terlalu tertutup, jadi membiarkan secara natural orang yang sudah divaksin terinfeksi. Itu tidak apa-apa," kata Budi saat memberikan sambutan di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa (3/1/2022).
Budi pun mencontohkan negara China yang mengalami lonjakan lonjakan kasus virus corona dalam beberapa pekan terakhir. Menurutnya, pemberlakuan lockdown membuat penduduknya kurang memiliki antibodi alamiah.
"Nah, ini China saya tidak tahu kenapa mereka kurang [imunitas alamiah]. Mungkin karena ya mereka komunis ya. Jadi, tidak percaya kalau imunitas itu bisa dikasih oleh Yang Maha Kuasa juga," kata Budi.
Dalam kesempatan yang sama, Budi turut mengungkap dua strategi pemerintah dalam mengendalikan kasus COVID-19 yang dinilai berhasil.
Pertama, Indonesia menurutnya sudah mengenali penyebab kenaikan kasus yaitu varian Covid-19 baru. Dengan begitu, Kemenkes telah menyiagakan belasan laboratorium pemeriksaan urutan genom secara keseluruhan (Whole Genome Sequencing/WGS).
Strategi kedua, Indonesia menurutnya juga sudah memiliki sistem pertahanan yakni dengan memantau kadar atau titer antibodi masyarakat. Hal itulah yang membuat kasus COVID-19 di Indonesia perlahan-lahan menurun hingga membuat PPKM dicabut.