PARBOABOA, Tebing Tinggi - Masjid Agung di Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara memiliki pesona tersendiri.
Desain bangunan yang indah dan megah, didominasi putih ke abu-abuan dan hitam membuat setiap masyarakat yang melintas menyempatkan diri menikmati pesona masjid terbesar di Kota Tebing Tinggi itu.
Belum lagi posisi masjid yang sangat strategis, yaitu di Jalan Medan-Tebing Tinggi, Kelurahan Lalang, Kecamatan Rambutan, atau tak jauh dari Simpang Beo, Kota Tebing Tinggi memudahkan masyarakat mengunjunginya.
Masjid Agung Tebing Tinggi memiliki dua menara beratap kubah yang menjulang mengapit bangunan utama. Sedangkan bangunan utama memiliki kubah besar di tengah, dan empat kubah di setiap sisi.
Di dalam masjid, terdapat mimbar yang masih mengandalkan material kayu dengan kubah di atasnya.
“Tentunya fasilitas-fasilitas tersebut tentunya bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam beribadah. Serta,memudahkan para pengendara yang sedang membutuhkan tempat singgah di tengah perjalanan,” kata Ketua Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Masjid Agung Kota Tebing Tinggi, Husni Harahap, Sabtu (20/5/2023).
Husni mengatakan, Masjid Agung Tebing Tinggi dibangun pada tahun 2018 dan diresmikan di 2019.
“Saat itu yang meresmikan Pak Edy Rahmayadi (Gubernur Sumut) dan Pak Umar Zubaidi Hasibuan (Eks Wali Kota Tebing Tinggi). Pembangunan masjid ini kalau tidak salah menelan biaya kurang lebih Rp64 miliar,” ucapnya.
Husni menjelaskan, peresmian Masjid Agung dilakukan dengan tiga bangunan lain yakni gedung Islamic Centre, Balai Pertemuan Kartini, dan Balai Kota Tebing Tinggi.
“Kalau sekarang ini kan masjid ini sudah menjadi ikon baru Kota Tebing Tinggi. Kita lihat saja banyak orang luar datang kemari untuk singgah berfoto,” jelasnya.
Masjid Agung Tebing Tinggi ini dapat menampung sekitar 3 ribu orang jemaah. Selain itu di samping masjid juga ada bangunan Islamic Centre dan lapak pedagang makanan dan minuman.
“Sedangkan gedung Islamic Centre itu bisa menampung kurang lebih 1.000 orang,” sebutnya.
Husni menambahkan, bangunan Masjid Agung Tebing Tinggi berdiri di atas tanah dengan luas 1.500 meter persegi.
“Masjid ini 24 jam. Jadi pengunjung dapat memanfaatkan sepenuhnya sebagai tempat ibadah,” tambahnya.
Husni berharap, Masjid Agung bisa dijadikan tempat ibadah yang bermanfaat bagi siapa saja yang datang.
“Supaya itu bisa lebih baik lagi, saya berharap, kita sebagai warga Kota Tebing Tinggi mari sama-sama menjaga Masjid Agung ini. Tidak bisa hanya pemerintah atau pengurus saja. Tapi semua warga Tebing Tinggi khususnya, mari sama-sama kita jaga masjid yang kita cinta ini,” pungkas Husni Harahap.