PARBOABOA, Jakarta - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama meminta masyarakat agar mewaspadai enam penyakit menular yang kerap muncul pada musim hujan dan banjir.
Seperti diketahui, Jakarta dan berbagai daerah lainnya sedang dilanda hujan dan beberapa sudah timbul banjir, akibatnya sumber air minum masyarakat dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar. Tjandra mengatakan, saat terjadi banjir ada kemungkinan terjadi pengungsian di mana fasilitas dan sarana serba terbatas, termasuk ketersediaan air bersih.
Simak berikut ini enam penyakit menular yang kerap muncul pada musim hujan dan banjir, yakni:
ï€ Diare
"Pertama, penyakit diare yang sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu," kata Tjandra dikutip dalam keterangan, Jumat (07/10/2022).
Oleh karenanya, Tjandra meminta masyarakat untuk membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan atau minum serta sehabis buang hajat. Selain itu, membiasakan merebus air minum hingga mendidih setiap hari, menjaga kebersihan lingkungan, menghindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal, serta menghubungi segera petugas kesehatan terdekat bila ada gejala diare.
ï€ Demam Berdarah Dengue atau DBD
Tjandra menjelaskan, musim hujan juga erat kaitannya dengan peningkatan penyakit DBD. Hal ini dikarenakan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti penyebab dengue atau yang biasa dikenal sebagai demam berdarah dengue (DBD) ketika musim hujan
"Banyak sampah seperti kaleng bekas, ban bekas serta tempat-tempat tertentu terisi air dan terjadi genangan untuk beberapa waktu, yang akhirnya menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk sebagai penular penyakit," katanya.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan gerakan 3M, yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.
ï€ Leptospirosis
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang dinamakan leptospira. Ditularkan melalui kotoran dan urine tikus. Menurut Tjandra, seseorang yang mempunyai luka, kemudian terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran tikus yang mengandung bakteri leptospira, maka berpotensi terinfeksi dan jatuh sakit.
"Pada musim hujan terutama saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri, berkeliaran di sekitar manusia di mana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir," ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi yang bisa dilakukan adalah menekan dan menghindari tikus yang berkeliaran di sekitar tempat tinggal dengan selalu menjaga kebersihan, menghindari bermain air saat terjadi banjirt erutama jika mempunyai luka, serta gunakan pelindung misalnya sepatu bila terpaksa harus ke daerah banjir.
"Segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala, dan menggigil," ucapnya.
ï€ Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
ï€ Penyakit Kulit
Tjandra mengatakan, penyakit kulit, baik berupa infeksi, alergi atau bentuk lain selama musim hujan. "Kalau musim banjir maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik," katanya.
ï€ Demam Tifoid atau Tipes
Selanjutnya, penyakit lain yang perlu diwaspadai dan sering terjadi di musim hujan menurut Tjandra adalah demam tifoid atau yang lebih sering dikenal dengan tipes. Demam tifoid harus diantisipasi jangan sampai terjadi perburukan penyakit kronik yang mungkin memang sudah diderita.
"Hal ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan, apalagi bila banjir terjadi sampai berhari-hari," paparnya.