PARBOABOA, Jakarta- Tahun Baru Imlek kali ini jatuh pada 10 Februari 2024. Tanggal ditetapkan sebagai hari libur nasional, merujuk Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri.
Tahun Baru Imlek akan diselenggarakan oleh pemerintah secara nasional bekerja sama Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN).
Puncak perayaan Imlek berlangsung Senin (12/2/2024) di Balai Samudera, Jakarta Utara, akan dihadiri oleh pejabat negara, tokoh masyarakat, serta rohaniawan lintas agama.
Lantas, bagaimana makna dan sejarah perayaan Tahun Baru Imlek? Berikut penjelasan singkatnya.
Makna dan Sejarah Singkat Imlek
Imlek merupakan perayaan tahun baru bagi masyarakat etnis Tionghoa. Tahun Baru Imlek berisi ucapan syukur atas tahun-tahun yang telah lewat, serta titik awal merangkai harapan baru pada tahun-tahun selanjutnya.
Namun dalam Tahun Baru Imlek, hal yang paling menonjol adalah adanya ritual-ritual khusus bernuansa kebudayaan Tionghoa.
Jurnal Filsafat 'Imlek Sebagai Permohonan dan Syukur' oleh Harsono menerangkan makna esensial dari ritual-ritual tersebut.
Dengan mengutip seorang Filsuf Perempuan asal Amerika Serikat, Susane Ktaherina Langer, dijelaskan ritual merupakan sebuah simbol atau ekspresi syukur yang bersifat esensial dan intim.
Selanjutnya dalam tradisi Imlek, pola ini dimaknai sebagai ekspresi syukur kepada Tuhan. Juga meminta berkat-Nya dengan simbol-simbol tertentu.
Sementara itu, sejarah Imlek sendiri pertama kali lahir di negeri Tiongkok. Mulanya merupakan sebuah perayaan para petani menyambut musim semi.
Musim menandai mulainya masa tanam serta pepohonan, yang memunculkan tunas-tunas baru. Sehingga dibuatlah suatu perayaan khusus, yaitu Imlek. Sebab, masyarakat memandang sebagai fenomena alam menakjubkan.
Perayaan berbagai ritual tersebut terus dipertahankan hingga saat ini. Bahkan aspek paling menonjol terus terpelihara setiap Imlek adalah ritus atau ritual.
Di Indonesia Imlek baru dirayakan secara terbuka seperti saat ini, menyusul runtuhnya orde baru dan mulainya era reformasi.
Perjalanan Perayaan Imlek di Indonesia
Sebelumnya, Imlek dirayakan secara sembunyi-sembunyi dengan adanya beberapa aturan membatasi ruang gerak masyarakat berkebudayaan Tionghoa.
Imlek lalu dirayakan secara terang-terangan sebagaimana perayaan hari besar lainnya, usai Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000.
Keputusan Presiden ini menjadi angin segar bagi etnis Tioghoa karena diberi kesempatan untuk mengekspresikan kebudayaanya tanpa tekanan di depan umum.
Dua tahun berselang, Presiden Megawati Soekarnoputri menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2002.
Sejak saat itu, kebudayaan-kebudayaan Tionghoa kian dikenal hingga diakui sebagai bagian dari kekayaan Indonesia.
Saat ini, perayaan Tahun Baru Imlek adalah tahun Shio Naga. Yakni melambangkan tahun Naga Kayu.
Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili pada 2024 ini kian semarak dan bervariasi dengan beberapa kekhasannya.
Seperti tradisi lampion, barongsai, jeruk mandarin, hingga yang paling ditunggu-tunggu oleh banyak orang yaitu berbagi angpao. Xin Nian Kuai Le!
Editor: Rian