PARBOABOA - Pleonasme adalah salah satu jenis majas penegasan selain repetisi dan aliterasi. Majas ini memiliki efek retoris yang kuat dan mampu menciptakan kesan dramatis atau menarik.
Dalam penerapannya, majas pleonasme digunakan untuk memberikan penegasan atau pengulangan kata yang tidak perlu.
Meski begitu, pleonasme justru memperkuat makna yang ingin disampaikan dan menarik perhatian pembaca atau pendengar.
Contoh sederhananya, seperti:
"Lihatlah, dia tersenyum dengan mulutnya"
Tentu saja kata tersenyum berkaitan dengan mulut, tidak mungkin dengan kaki.
Nah, dalam cabang ilmu linguistik, majas pleonasme tidak termasuk sebagai kalimat efektif. Itu sebabnya, majas penegasan ini tidak disarankan dalam kepenulisan yang baik dan efektif.
Mengutip buku Pintar Majas, Pantun, dan Puisi, karya Ulin Nuha Masruchin (2017), majas Pleonasme artinya sebagai gaya bahasa dengan kata-kata yang sudah jelas maknanya sebagai bentuk penegasan.
Sebenarnya, contoh majas pleonasme bisa dipahami secara utuh tanpa pengulangan kata-kata tersebut. Dengan kata lain, pleonasme merupakan penggunaan kata-kata yang berlebihan untuk tujuan retoris.
Meskipun terkesan redundan, pleonasme memberikan efek yang kuat dan menciptakan kesan yang lebih dramatis atau menarik dalam tulisan atau pidato.
Untuk pembahasan mengenai apa itu majas pleonasme, kamu bisa menyimak pengertian, fungsi, ciri dan contohnya berikut ini.
Pengertian Majas Pleonasme
Apa itu majas pleonasme? Pleonasme merupakan majas yang menggunakan kata-kata yang lebih banyak daripada diperlukan atau terkesan berlebihan, sesuai dengan definisi yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Dalam majas ini, terjadi pengulangan kata-kata yang sebenarnya sudah cukup untuk memahami makna kalimat, namun digunakan secara berlebihan untuk memberikan penekanan atau efek yang lebih kuat. Nama lain dari majas ini adalah majas penegasan atau pengulangan.
Selain itu, menurut buku Indonesia Majas, Pantun, Puisi, dan Kata Baku Bahasa Indonesia untuk SD, SMP, SMA, dan Umum, karya Nur Indah Sholikhati (2019), arti majas pleonasme adalah ungkapan gaya bahasa yang menambahkan kata-kata atau keterangan yang tidak perlu terhadap suatu pernyataan yang sudah jelas maksud dan tujuannya.
Meskipun keterangan tersebut bisa dihilangkan, makna kalimat tetap sama. Namun, penggunaan majas ini membuat kalimat terdengar lebih kuat dan jelas.
Berikut ini contoh majas pleonasme yang diketahui, antara lain:
1. Jika setuju Nanda ketua OSIS silahkan angkat tangan ke atas bagi yang setuju
Artinya: angkat tangan sudah pasti setuju
2. Bagi yang merasa mampu mengerjakan soal matematika boleh maju ke depan
Artinya: kalimat Maju pasti ke depan.
3. Kita rakyat Indonesia harus selalu mengingat sejarah di masa lalu
Artinya: sejarah sudah pasti masa lalu
Fungsi Majas Pleonasme
Menurut buku Pintar, Majas, Pantun dan Puisi, karya Ulin Nuha Masruchin (2017) bahwa fungsi majas penegasan ini untuk memperkuat penekanan, menciptakan efek retoris dan menambah kesan dramatis dalam sebuah kalimat atau teks.
Penggunaan repetisi kata-kata yang tidak perlu dalam pleonasme dapat memberikan daya tarik dan memperkuat makna yang ingin disampaikan kepada pembaca atau pendengar.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai fungsi-fungsi tersebut:
1. Menciptakan Penekanan
Penggunaan majas pengulangan dengan repetisi kata-kata yang tidak perlu dapat menciptakan penekanan yang lebih kuat pada suatu ide atau informasi yang ingin disampaikan.
Dengan adanya pengulangan yang berlebihan, kata-kata tersebut menjadi lebih mencolok dan menarik perhatian pembaca atau pendengar.
Hal ini membantu penulis atau pembicara dalam memperkuat pesan utama dan membuatnya lebih mudah diingat atau dipahami.
2. Efek Retoris
Majas ini digunakan untuk menciptakan efek retoris dalam kalimat atau teks. Dengan repetisi yang berlebihan, pleonasme dapat memberikan efek retoris yang kuat, seperti meningkatkan persuasi, menimbulkan emosi, atau menciptakan kesan yang dramatis.
Pengulangan kata-kata tersebut membantu mencapai efek yang diinginkan dalam komunikasi bahasa dan sastra.
3. Kesan Dramatis
Salah satu fungsi majas pleonasme adalah menciptakan kesan dramatis dalam kalimat atau teks. Dengan penggunaan repetisi kata-kata yang tidak perlu, pleonasme dapat memberikan kesan yang lebih kuat, intens, dan dramatis pada pesan yang ingin disampaikan.
Hal ini membantu menciptakan suasana yang lebih emosional atau menarik perhatian pembaca atau pendengar secara lebih dramatis.
Ciri-Ciri Majas Pleonasme
Majas pleonasme memiliki beberapa ciri-ciri yang dapat dikenali seperti yang dikutip dari buku Majas, Idiom, dan Peribahasa Indonesia Super Lengkap, oleh Ainia Prihantini (2015), antara lain:
1. Memuat Keterangan yang Dirasa Tidak Perlu
Majas pleonasme seringkali mengandung keterangan yang sebenarnya sudah jelas atau tidak diperlukan untuk memahami makna kalimat.
Pengulangan kata atau keterangan tersebut digunakan dengan sengaja untuk memberikan efek yang lebih kuat atau menambahkan penekanan yang tidak perlu.
2. Membuat Kalimat Terdengar Lebih Kuat dan Jelas
Dengan penggunaan repetisi kata-kata yang tidak perlu, Majas pleonasme dapat membuat suatu kalimat terdengar lebih kuat dan jelas. Hal ini membantu dalam mempertegas pesan yang ingin disampaikan serta menarik perhatian pembaca atau pendengar.
3. Penggunaan Kata secara Berlebihan sebagai Keterangannya
Penggunaan kata secara berlebihan sebagai keterangannya termasuk ciri ciri majas pengulangan. Meskipun keterangan tersebut sebenarnya sudah tersirat atau dapat dipahami dengan mudah, pengulangan kata digunakan untuk memberikan efek yang lebih dramatis atau menonjolkan makna yang ingin disampaikan.
4. Penggunaan Kata Denotasi yang Sudah Jelas Maknanya
Dalam majas ini, kata-kata denotasi yang maknanya sudah jelas digunakan secara berlebihan. Hal ini dilakukan untuk memberikan penekanan yang lebih kuat pada makna yang ingin disampaikan dan menciptakan kesan yang lebih intens.
5. Pengulangan Kata
Salah satu ciri-ciri majas pleonasme adalah adanya pengulangan kata-kata dalam kalimat. Pengulangan ini dilakukan dengan sengaja untuk menciptakan efek retoris, memperkuat penekanan, atau memberikan kesan dramatis pada kalimat atau teks.
Contoh Kalimat Majas Pleonasme
Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Pembentukan Istilah, oleh Tim BIP, ada beberapa contoh majas pleonasme, antara lain:
1. Dinda naik ke atas gedung
Artinya: Mendaki ke tempat yang lebih tinggi
2. Dikta dipanggil untuk turun ke bawah ke lantai 2 ruangan BK (Turun)
Artinya: Menuruni ke tempat yang lebih rendah
3. Berkumpul secara bersama-sama (Berkumpul)
Artinya: Mengumpulkan diri bersama
Dini Melihat dengan mata kepala sendiri (Melihat) bahwa andi mencontek saat ujian
Artinya: Melihat langsung tanpa melalui orang lain
4. Habis antar amel Dika akan kembali lagi (Kembali) ke sekolah
Artinya: Kembali ke tempat semula
5. Marta seperti Hilang lenyap (Hilang) beberapa hari ini tidak hadir ke kantor
Artinya: Menghilang tanpa bekas
6. Bono dikabarkan Mati suri (Mati)
Artinya: Mati dan tidak bisa dihidupkan kembali
7. Andi merasakan jatuh cinta seperti sedang Terbang tinggi (Terbang)
Artinya: Terbang ke ketinggian yang lebih tinggi
8. Novel liana hasil karya Menulis tangan (Menulis)
Artinya: Menulis dengan menggunakan tangan
9. Chika suka Menari-nari (Menari) di waktu ruang
Artinya: Menari sudah pasti dengan gerakan-gerakan yang indah
10. Batu itu lama-lama terkikis habis (Terkikis) dari tahun ke tahun
Artinya: Terkikis sampai tidak ada lagi
11. Hari ini Hujan lebat deras (Hujan lebat)
Artinya: Hujan yang sangat deras
12. Vinchent sedang makan siang tengah hari (Makan siang)
Artinya: Makan pada waktu tengah hari
13. Nurul suka Terdiam diam (Terdiam) saat sedang istirahat jam sekolah
Artinya: Tidak berbicara atau tidak bergerak sama sekali
14. Putra Menang besar (Menang) saat main game mobile legend
Artinya: Menang dengan perbedaan skor yang besar
15. Adik Farel menangis Terus menerus (Terus)
Artinya: Tanpa berhenti atau kontinu
16. Naik kora-kora jantung ray seperti terbang tinggi ke udara (Terbang tinggi)
Artinya: Terbang ke ketinggian yang tinggi di angkasa
17. Rehan terus mandi setelah Bangun tidur (Bangun)
Artinya: Bangun dari tidur atau terjaga setelah tidur
18. Bastian melihat pacarnya seperti Terjatuh jatuh (Terjatuh)
Artinya: Jatuh dengan keras atau tergelincir
19. Melakukan olahraga lompat galah harus melompat tinggi (Melompat)
Artinya: Melakukan lompatan ke atas dengan tinggi
20. Kesalahan penulisan dila terus menerus berulang-ulang (Terus menerus)
Artinya: Berulang kali tanpa henti
Contoh majas pleonasme lainnya adalah sebagai berikut:
21. Pintu kantor Terbuka lebar (Terbuka)
Artinya: Terbuka dengan lebar atau sangat terbuka
22. Jesika suka Menari-nari dengan riang (Menari-nari)
Artinya: Menari dengan riang gembira
23. Kosan Budi Terbakar habis (Terbakar)
Artinya: Terbakar sampai tidak ada yang tersisa
24. Romi malu Naik ke atas panggung (Naik) untuk tampil nyanyi
Artinya: Mendaki ke panggung
25. Lift hotel pangeran macet, terpaksa kita harus turun ke bawah tangga (Turun)
Artinya: turus sudah pasti dengan tangga
26. Kembali lagi ke rumah (Kembali)
Artinya: Kembali ke rumah
27. Naik baling-baling di pasar malam terasa Terbang tinggi ke langit (Terbang)
Artinya: Terbang ke langit sudah pasti tinggi
28. Cerpen itu hasil menulis dengan tangan sendiri (Menulis)
Artinya: Menulis menggunakan tangan sendiri
29. Setiap acara sekolah, putri sering tampil menari-nari di panggung (Menari)
Artinya: Menari di atas panggung
30. Choki Terdiam diam tidak berbicara (Terdiam) saat ketahuan mencuri
Artinya: Tidak berbicara atau diam sepenuhnya
29. Darah merah mengalir deras dari luka di tangannya
Artinya: Darahnya mengalir terus menerus
30. Davina sedang terdampar di pantai (terdampar)
Artinya terdampar sudah pasti di pantai
31. Akibat insiden, Dina terluka parah (terluka)
Artinya terluka, pasti sudah parah)
32. Chini selalu datang ke kantor dengan berjalan kaki (berjalan)
Artinya sudah pasti dilakukan dengan kaki
33. Semua siswa harus kelas 12 harus berkumpul bersama sama ke acara perpisahan di cafe yang telah ditentukan
Artinya berkumpul sudah pasti bersama-sama
34. Setelah insiden kecelakaan, boy bisa menghela dengan nafas panjang
Artinya menghela sudah pasti dengan nafas panjang
35. Dini mendengar dengan telinga sendiri bahwa besok libur sekolah
Artinya mendengar sudah pasti dengan telinga
36. Tusadiah menyapu dengan sapu kamar kosnya
Artinya menyapu sudah pasti dengan sapu
37. Saat menanam tanaman, harus menggali dengan sekop agar lebih mudah
Artinya menggali sudah pasti dengan sekop
38. Lila mencari gelang dengan sungguh-sungguh
Artinya mencari pasti dengan sungguh-sungguh
39. Dila membasahi lantai teras dengan air
Artinya membasahi sudah pasti menggunakan air
40. Pitri suka memukul dengan tangan kepada adiknya
Artinya memukul pasti dengan tangan
Majas pleonasme dapat digunakan untuk memberikan efek retorika atau penekanan, tetapi perlu diingat bahwa penggunaannya yang berlebihan dapat mempengaruhi kejelasan dan ketepatan komunikasi.
Oleh karena itu, penting bagi penulis atau pembicara untuk memahami penggunaan yang tepat dari majas ini.
Editor: Sari