PARBOABOA, Simalungun - Kelangkaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) bersubsidi ukuran 3 kilogram terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara.
Seperti yang dikeluhkan warga Simalungun yang juga pemilik warung kopi di Desa Sitalasari, Kecamatan Siantar, Anugrah Simanjuntak yang menyebut kelangkaan LPG membuatnya terlambat menangani pesanan pengunjung di kedai kopi miliknya.
"Padahal kami sudah buat cadangan gas seandai-andai habis, sekarang ini stok gas cadangan kami pun sudah tidak ada isinya karena setiap mau beli di warung atau pangkalan katanya kosong. Berapa kali pengunjung harus menunggu lama pesanannya karena gas tidak ada," keluhnya.
Anugrah bahkan terpaksa mencari LPG di wilayah lain di Simalungun yang memungkinkan stok gas tersedia.
"Kadang aku mencari sampai ke Kota Pematang Siantar, karena dengar-dengar di sana stok masih aman," imbuhnya.
Stok LPG Dibatasi
Kelangkaan LPG di Simalungun juga diakui salah seorang pemilik pangkalan LPG, Knutz Saragih.
Pemilih LPG di Kecamatan Gunung Maligas, Karangsari ini mengaku distribusi LPG di pangkalan miliknya dibatasi agen.
"Sekarang sudah dibatasi, sebelumnya kami dapat jatah itu sekitar 300 (tabung) gas per minggunya, sekarang ini kadang hanya 100 atau paling banyak bisa sampai 200 gas," jelasnya.
Knutz juga mengaku saat saat ini pasokan LPG 3 kilogram dari agen LPG di Simalungun tidak seperti sebelumnya dan membuat pangkalan LPG miliknya beberapa kali dalam keadaan kosong. Padahal permintaan dan kebutuhan gas selalu ada.
"Dulu mereka yang menawarkan LPG, mau dua kali seminggu. Sekarang aku harus memohon sama agen karena stok di pangkalanku sudah kosong dan permintaan gas masyarakat selalu ada," jelasnya.
Knutz juga mengeluhkan berkurangnya pendapatan yang ia peroleh imbas pembatasan dari agen LPG.
"Sebelum sekarang ini bisa dapat Rp2,4 juta per bulan dari satu pangkalan, sekarang bahkan setengahnya pun tidak sampai," kesalnya.