PARBOABOA, Pematangsiantar - Ledakan bom mengguncang dua kota di Afghanistan pada Kamis waktu setempat. Sedikitnya 16 orang dilaporkan meninggal dunia.
Kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengeklaim bertanggungjawab atas kedua ledakan tersebut. Sebuah bom bahkan meledakkan masjid Syiah setempat.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (22/4/2022), sejak Taliban menguasai kembali Afghanistan tahun lalu, jumlah serangan bom menurun. Akan tetapi, militan setempat dan ISIS terus melancarkan serangan, yang seringkali menargetkan kelompok Syiah.
Sedikitnya 12 jamaah tewas akibat ledakan di Masjid Seh Dokan, yang terletak di kota Mazar-i-Sharif.
Ledakan di masjid Syiah itu dilaporkan terjadi saat para jamaah sedang menjalankan shalat dzuhur di bulan suci Ramadan.
Juru bicara departemen kesehatan umum provinsi setempat di Balkh, Ahmad Zia Zindani, menyebut 58 orang lainnya mengalami luka-luka, termasuk 32 orang yang kini dalam kondisi serius.
Sejumlah foto yang diunggah ke media sosial menunjukkan korban serangan bom di masjid Syiah itu dievakuasi ke rumah sakit setempat. "Darah dan ketakutan ada di mana-mana," sebut Zindani kepada AFP.
Dia menambahkan bahwa 'orang-orang berteriak' sembari mencari kabar soal kerabat mereka di rumah sakit. "Banyak warga datang untuk mendonorkan darah," imbuh Zindani.
Dalam pernyataannya, ISIS mengklaim "para prajurit kekhalifahannya berhasil memasukkan tas berisi ranjau" ke dalam masjid lalu meledakkannya dari jarak jauh.
Ledakan terpisah yang mengguncang kota Kunduz dilaporkan menewaskan empat orang dan melukai 18 lainnya.
Juru bicara kepolisian setempat, Obaidullah Abedi, menyebut bom sepeda meledak di dekat sebuah kendaraan yang membawa mekanik yang bekerja untuk Taliban.
ISIS juga mengeklaim bertanggung jawab atas serangan bom di Kunduz. Namun disebutkan ISIS bahwa para petempurnya meledakkan bom di dalam sebuah bus yang membawa para pegawai bandara Kunduz.
Menanggapi dua serangan bom itu, otoritas Taliban bersumpah akan menghukum pihak yang bertanggung jawab atas pertumpahan darah itu.
"Segera pelaku kejahatan ini akan ditemukan dan dihukum berat," tegas juru bicara pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid, via Twitter.