PARBOABOA, Jakarta - Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Islam Iran untuk Indonesia mengutuk keras tindakan terorisme keji melalui ledakan besar yang menghantam Provinsi Kerman, Iran.
Kemran sendiri merupakan tempat kelahiran sekaligus makam Mayjen Qassem Soleimani, seorang pahlawan nasional dan internasional asal Iran. Ia berjuang melawan terorisme.
Ledakan besar itu diketahui telah mengakibatkan 103 warga negara Iran mati syahid dan 141 orang lainnya terluka. Mereka terdampak ketika tengah berziarah dalam memperingati empat tahun Mayjen Qassem Soleimani meninggal dunia.
Seperti diketahui bahwa Soleimani sendiri tewas di Irak akibat drone milik Amerika Serikat pada Januari 2020 lalu.
Melalui keterangan tertulis kepada PARBOABOA, Kamis (4/1/2024), Kedubes Iran untuk Indonesia menekankan tindakan teroris itu menunjukkan besarnya kekejaman musuh-musuh bangsa Iran.
“Tidak diragukan lagi, para musuh Iran dengan melakukan kejahatan keji terhadap warga negara kami, telah memperkuat persatuan masyarakat Iran dengan cita-cita Mayjen Soleimani serta memperkuat solidaritas bangsa besar Iran. Hal ini pun telah memperdalam permusuhan dan kebencian pihak musuh terhadap kami,” papar Kedubes Iran.
Menurut mereka, sejak awal pembentukan illegal rezim Zionis, teror menjadi salah satu alat dan pendekatan Zionis untuk memajukan kepentingan mereka.
Apalagi jika melihat serangan mematikan terhadap Gaza, rezim Zionis terus melakukan aksi teroris yang agresif di wilayah Suriah.
Mengenang Syahid Seyed Razi Mousavi
Kedubes Iran menyebut bahwa Seyed Seyed Razi Mousavi adalah salah satu penasihat Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam yang gugur pada 25 Desember 2023 lalu di daerah Zainabiyah Damaskus.
Seyed menyumbangkan hidupnya dan menjadi syahid ketika tiga roket yang ditembakkan oleh rezim Zionis dari dataran tinggi Golan yang didudukinya.
Aksi keji dan teroris ini menjadi serangan kedua terhadap penasihat militer Iran pada awal tahun ini setelah serangan serupa yang dilakukan rezim Israel pada tanggal 2 Desember 2023.
Sayangnya, serangan sebelumnya juga menyebabkan dua penasihat militer Iran bernama Mohammad Ali Atai dan Panah Taghizadeh turut gugur.
“Semasa hidupnya, rezim Zionis telah melakukan segala kejahatan berulang kali dan terus menerus melanggar peraturan dan norma internasional,” papar
Mereka menilai, pembunuhan terhadap rakyat termasuk penasihat militer Iran di provinsi Kerman serta Suriah ini mencirikan buruknya kebijakan rezim ini selama 75 tahun silam. Sekaligus menciptakan ketegangan dan menyebarkan konflik dan perang di kawasan Asia Barat.
Dengan tegas, Republik Islam Iran mengutuk tindakan teroris rezim Israel yang keji dan pengecut ini.
Kedubes Iran juga menekankan bahwa negaranya memiliki hak yang sah dan melekat berdasarkan hukum internasional dan piagam Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membalas tindakan ini pada waktu dan tempat yang tepat.
“Rezim Israel harus bertanggung jawab atas hilangnya nyawa- nyawa yang tak berdosa. Rezim ini juga harus bertanggung jawab atas kejahatannya terhadap warga dan infrastruktur sipil di Republik Suriah,” papar Kedubes Iran.
Iran pun meminta Sekretaris Jenderal dan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa untuk mematuhi kewajibannya berdasarkan Piagam PBB. Khususnya dalam hal menjaga perdamaian dan keamanan internasional dari ancaman kejahatan, agresi dan tindakan teror rezim Israel.
Kedubes Iran menegaskan bahwa apa yang dilakukan Israel menjadi ancaman serius terhadap perdamaian, sekaligus membahayakan keamanan global.
“Rezim zionis ini harus dipaksa untuk mematuhi hukum internasional dan menghentikan kegiatan-kegiatannya yang mengganggu stabilitas di kawasan,” tandasnya.
Editor: Aprilia Rahapit